kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendag pastikan tidak ada impor beras saat panen raya


Jumat, 19 Maret 2021 / 16:49 WIB
Mendag pastikan tidak ada impor beras saat panen raya
ILUSTRASI. Buruh lepas memindahkan beras yang akan di distribusikan ke beberapa wilayah di pulau Jawa di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan pemerintah tidak akan melakukan impor beras saat panen raya berlangsung. Dia juga menyebut, harga gabah yang rendah saat ini tidak diakibatkan oleh impor beras.

"Saya jamin tidak ada impor ketika panen raya, dan hari ini tidak ada impor yang menghancurkan harga petani karena memang belum ada yang impor," ujar Lutfi dalam konferensi pers, Jumat (19/3).

Lutfi menerangkan, rendahnya harga gabah di tingkat petani saat ini disebabkan oleh tingginya kadar air yang dikandung gabah tersebut. Bulog yang memiliki persyaratan untuk menyerap gabah/beras tidak bisa menyerap gabah, sehingga petani menjual gabah kepada pedagang.

Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan, rencana impor beras sebesar 1 juta ton ini merupakan sebuah mekanisme pemerintah untuk menjaga cadangan beras yang dimiliki oleh Bulog. Pasalnya, Bulog diharuskan memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1 juta ton hingga 1,5 juta ton.

Baca Juga: DPR minta Perum Bulog maksimalkan penyerapan gabah selama musim panen raya

Dia mengakui, dirinya yang meminta agar digelar rapat untuk membicarakan masalah stok beras Bulog. Pasalnya, Kemendag yang bertanggungjawab memastikan stabilnya harga beras. 

Saat ini jumlah stok beras Bulog kurang dari 1 juta ton. Dari stok beras tersebut, terdapat pula beras yang impor tahun 2018 yang diperkirakan sudah turun mutu.

Menurut Lutfi, berdasarkan hitungan Kementerian Perdagangan, stok beras tahun 2018 yang turun mutu sekitar 270.000 ton. 

Sementara, Bulog menyatakan, ada sekitar 160.000 ton stok beras tahun 2018 yang turun mutu. Artinya, masih ada sekitar 120.000 ton stok beras yang berpotensi turun mutu. 

"Jadi hitungan saya stok akhir Bulog yang sekitar 800.000 itu dikurangkan dengan stok berasal dari impor itu sekitar 300.000, itu berarti Bulog stoknya mungkin tidak mencapai 500.000. ini adalah salah satu yang paling rendah dalam sejarah Bulog," jelas Lutfi.

Meski begitu, Lutfi mengatakan rencana impor beras ini bersifat dinamis. Menurutnya, bila penyerapan Bulog dari dalam negeri bisa berjalan dengan baik maka impor tidak perlu dilakukan.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan alokasi impor beras tahun ini sebesar 1 juta ton, terbagi 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton sesuai kebutuhan Bulog. Lutfi pun menerangkan bahwa angka ini hanya berupa angka taksiran, dimana angka ini akan disesuaikan dengan penyerapan beras yang bisa dilakukan oleh Bulog.

"[Impor] Bisa lebih rendah, bisa lebih tinggi, atau bisa sama sekali tidak [tidak ada impor]," katanya.

Selanjutnya: Harga gabah bisa anjlok, Bupati Karawang keberatan wacana impor beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×