Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Perlambatan laju ekspor diperkirakan akan semakin parah pada tahun depan. Jika pemerintah tidak melakukan upaya apapun, diperkirakan pertumbuhan ekspor tahun 2015 bisa turun 5% dibandingkan tahun ini.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, supaya ekspor tidak terus melambat maka pemerintah harus menambah mandatori biofuel menjadi 45%. Saat ini kadar biofuel hanya 10%, yang tercampur dalam bahan bakar minyak jenis solar.
Penambahan mandatori biofuel akan mendorong harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia. "Harga CPO dan komoditas lainnya sudah turun sangat drastis dalam delapan bulan terakhir," ujar Lutfi, Kamis (16/10) di Istana Negara Jakarta.
Sebab dengan memperbanyak mandatori artinya jumlah CPO yang pindah ke biodiesel akan semakin tinggi. Dengan begitu, akan menambah demand atau permintaan CPO, yang akan mengerek harganya ditingkat internasional.
Kalau mandatori hanya 10% atau 20% saja, Lutfi nilai kurang cukup kuat mendorong harga. Nah jika harga CPO kembali normal, Lutfi yakin pertumbuhan ekspor bisa kembali ke tren semula. Dengan asumsi normal, tahun 2015 nilai ekspor bisa mencapai US$ 200 miliar.
Selain harga CPO yang mengalami penurunan tajam juga harga batubara. Menurut Lutfi para pengusaha saat ini sedang dalam situasi dilematis. Jika menjual batuabara saat ini, maka mengalami kerugian, namun jika tidak menjual juga akan mengalami kerugian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News