kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti ketok palu HET beras


Rabu, 23 Agustus 2017 / 21:00 WIB
Menanti ketok palu HET beras


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga Eceran Tertinggi (HET) beras masih akan terus dibahas. Rencananya, Kamis (24/8), Kementerian Perdagangan (Kemdag) akan kembali melakukan rapat dengan para stakeholder terkait. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita juga mengakui rapat tersebut sekaligus untuk menentukan harga akhir HET.

Arief Prasetyo, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya mengungkap, beberapa waktu lalu Kemdag memang sudah mengundang stakeholder terkait untuk membahas HET beras tersebut, sehingga pemerintah sudah bisa mengambil keputusan.

“Semua stakeholder sudah memberikan masukan, jadi kali ini seharusnya sudah bisa diputuskan. Bolanya sudah ada di pemerintah, yang penting kami sebagai pelaku usaha sudah memberikan informasi yang benar di lapangan untuk diambil kebijakan yang dianggap perlu oleh pemerintah,” tutur Arief kepada KONTAN, Rabu (23/8).

Menurut Arief, keputusan tentang HET beras ini memang memerlukan waktu karena menyangkut kepentingan banyak pihak. “Pengambilan keputusan ini harus hati-hati lantaran stakeholdernya sudah terlalu banyak. Harus benar-benar dipikirkan masak-masak,” ucap Arief.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sutarto Alimoeso, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi). Menurutnya pemrintah sedang mempertimbangkan keputusan HET ini dengan matang. Pertimbangan tersebut harus melihat bagaimana perkiraan dampaknya ke depan.

Para pedagang pun masih menunggu keputusan resmi pemerintah. Ayong, Pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang, serta Andi Kerkep, pedagang di Kediri, Jawa Timur contohnya. Mereka mengatakan, mereka siap menanti keputusan pemerintah.

Menjelang penetapan HET, memang banyak beredar kabar harga HET beras. Andi mengungkap, berdasarkan informasi yang didapatnya, harga yang akan ditetapkan untuk beras premium berkisar Rp 9.450 dan beras premium berkisar Rp 12.800.

Dia mengatakan, bila harga tersebut benar, maka sudah cukup baik bagi para pedagang. Namun, dia juga mengatakan bahwa harga tersebut akan sulit diterapkan di pasar modern.

“Apapun keputusannya akan kami dukung. Saya memang tidak tahu apakah informasinya benar atau tidak, tetapi informasi yang beredar seperti itu. Kita tunggu saja keputusan yang sebenarnya,” tutur Andi.

Sementara itu, Ayong mengatakan akan mengikuti keputusan pemerintah. Hanya saja dia mengkhawatirkan bila harga yang ditetapkan terlalu rendah, maka penggilingan dari daerah tidak akan mengirimkan barangnya ke pasar induk. “Kalau mahal juga kami ikut mahal, tetapi kalau premiumnya seharusnya di atas Rp 11.500. Kalau HETnya kerendahan, takutnya dari daerah tidak masuk ke induk,” terang Ayong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×