Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Qatar telah menyepakati komitmen investasi terhadap Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebesar US$ 2 miliar.
Mengenai hal ini, ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, membeberkan mengenai dampak jangka pendek dan panjang yang kemungkinan bisa terjadi.
Dalam jangka pendek, Achmad menilai jika komitmen investasi sebesar US$ 2 miliar ini akan menciptakan sentimen positif di pasar keuangan domestik, misalnya meningkatkan kepercayaan investor.
Baca Juga: Realisasi Investasi Qatar ke Danantara Tergantung Kesiapan Proyek dan Birokrasi
“Dampak ini dapat terlihat dalam bentuk peningkatan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, terhadap stabilitas politik dan prospek ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo,” terang Achmad melalui keterangan resminya, Senin (14/4).
Kemudian, pernyataan bahwa dana tersebut juga akan dialokasikan ke saham dan obligasi membuka peluang masuknya likuiditas baru ke pasar modal Indonesia.
“Ini bisa memperkuat IHSG, memperkuat rupiah dan menurunkan yield obligasi pemerintah, yang pada akhirnya menurunkan biaya utang negara dan sektor swasta,” terangnya.
Baca Juga: Prabowo Bawa Komitmen Investasi US$ 18,5 Miliar dari Luar Negeri, Ini Kata Celios
Selain itu, Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) baru akan mendapat pengakuan internasional lebih besar dengan mulai dilibatkan dalam platform investasi global.
Meski begitu, dampak likuiditas ini bersifat temporer, maka harus disertai realisasi proyek yang konkret.
“Sebab jika dalam beberapa bulan ke depan tidak ada perkembangan signifikan, sentimen positif dapat berubah menjadi skeptisisme, bahkan potensi capital outflow jika ekspektasi pasar tidak terpenuhi,” tegasnya.
Ada pun dalam jangka panjang, investasi Qatar dapat menjadi katalisator penting bagi transformasi struktural ekonomi Indonesia, terutama jika difokuskan ke sektor-sektor ketahanan pangan, energi, digitalisasi, dan hilirisasi.
Baca Juga: Menteri Rosan Sebut Apple Siapkan Komitmen Investasi US$ 1 Miliar
“Keempat sektor ini adalah prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan memiliki dampak multiplikatif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan produktivitas,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, investasi di ketahanan pangan, misalnya, ini dapat mendukung modernisasi sektor pertanian, mengurangi ketergantungan impor pangan, dan memperkuat sistem logistik agroindustri nasional.
Sementara di sektor energi, jika dana ini dialokasikan ke energi terbarukan, maka ia berkontribusi pada transisi energi dan pengurangan emisi karbon.
Dalam konteks digitalisasi dan infrastruktur digital, dana ini bisa mempercepat adopsi teknologi di sektor publik dan UMKM, memperkuat daya saing nasional dalam ekonomi digital.
Baca Juga: Menteri Rosan Ungkap Apple Siapkan Komitmen Investasi US$ 1 Miliar
Namun, tegas Achmad, governance atau tata kelola investasi harus transparan, akuntabel, dan bebas dari kepentingan politik jangka pendek.
“Tanpa itu, dana sebesar apa pun bisa menjadi tidak efektif, bahkan kontraproduktif,” tegasnya,
Selanjutnya: Cek Proyeksi Pergerakan IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Selasa (15/4)
Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat di Musim Hujan, Tidak Gampang Sakit!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News