Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke sejumlah negara yakni China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris. Dari lawatannya tersebut, Prabowo membawa komitmen investasi senilai US$ 18,5 miliar.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, tugas tim ekonomi Prabowo paska kunjungan luar negeri untuk menindaklanjuti komitmen investasi.
"Komitmen investasi belum tentu menjadi realisasi investasi dalam waktu singkat," ujar Bhima kepada Kontan, Jumat (22/11).
Bhima mencontohkan, di bidang kerja sama transisi energi, butuh disiapkan dulu mekanisme kerjasama teknisnya. Apakah lewat INA SWF/ Danantara atau via PLN langsung dan mitra pelaku usaha lokal.
Baca Juga: RI Berpotensi Dapat Pendanaan Transisi Energi dan Program 3 Juta Rumah dari Inggris
Setelah itu perangkat regulasi untuk menjamin kepastian hukum bisa disiapkan mulai dari perizinan, sampai insentifnya.
Bhima menambahkan, masalah ketersediaan lahan juga isu krusial yang selama ini hambat realisasi investasi. Menurutnya, saat akan berinvestasi sebaiknya dicek terlebih dahulu mau masuk ke kawasan ekonomi khusus yang sudah ada atau membuat kawasan baru.
Terkait hal itu, biasanya tim due dilligence atau uji kelayakan dari calon investor akan datang meninjau kesiapan di Indonesia.
Ketika mereka temukan masalah teknis maupun regulasi maka proses realisasi investasinya bisa molor.
"Oleh karena itu spesifik komitmen investasi hasil perjalanan Prabowo perlu tim khusus semacam task force lintas kementerian lembaga untuk melakukan tindak lanjut," ucap Bhima.
Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Pensiun Dini PLTU Perlu Perhatikan Beban Negara
Selanjutnya: Jagung dan Bawang Putih Naik, Ini Harga Pangan di Sulawesi Barat untuk Jumat (22/11)
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok di Bali, Denpasar Dominan Cerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News