kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Prabowo Bawa Komitmen Investasi US$ 18,5 Miliar dari Luar Negeri, Ini Kata Celios


Jumat, 22 November 2024 / 15:43 WIB
Prabowo Bawa Komitmen Investasi US$ 18,5 Miliar dari Luar Negeri, Ini Kata Celios
ILUSTRASI. Direktur dan Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara. Prabowo bawa komitmen investasi US$ 18,5 miliar, Celios: tugas tim ekonomi Prabowo untuk menindaklanjuti komitmen investasi.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke sejumlah negara yakni China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris. Dari lawatannya tersebut, Prabowo membawa komitmen investasi senilai US$ 18,5 miliar.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, tugas tim ekonomi Prabowo paska kunjungan luar negeri untuk menindaklanjuti komitmen investasi.

"Komitmen investasi belum tentu menjadi realisasi investasi dalam waktu singkat," ujar Bhima kepada Kontan, Jumat (22/11).

Bhima mencontohkan, di bidang kerja sama transisi energi, butuh disiapkan dulu mekanisme kerjasama teknisnya. Apakah lewat INA SWF/ Danantara atau via PLN langsung dan mitra pelaku usaha lokal. 

Baca Juga: RI Berpotensi Dapat Pendanaan Transisi Energi dan Program 3 Juta Rumah dari Inggris

Setelah itu perangkat regulasi untuk menjamin kepastian hukum bisa disiapkan mulai dari perizinan, sampai insentifnya. 

Bhima menambahkan, masalah ketersediaan lahan juga isu krusial yang selama ini hambat realisasi investasi. Menurutnya, saat akan berinvestasi sebaiknya dicek terlebih dahulu mau masuk ke kawasan ekonomi khusus yang sudah ada atau membuat kawasan baru. 

Terkait hal itu, biasanya tim due dilligence atau uji kelayakan dari calon investor akan datang meninjau kesiapan di Indonesia. 

Ketika mereka temukan masalah teknis maupun regulasi maka proses realisasi investasinya bisa molor.

"Oleh karena itu spesifik komitmen investasi hasil perjalanan Prabowo perlu tim khusus semacam task force lintas kementerian lembaga untuk melakukan tindak lanjut," ucap Bhima.

Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Pensiun Dini PLTU Perlu Perhatikan Beban Negara

Selanjutnya: Jagung dan Bawang Putih Naik, Ini Harga Pangan di Sulawesi Barat untuk Jumat (22/11)

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok di Bali, Denpasar Dominan Cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×