Reporter: Adrianus Octaviano, Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Meski demikian, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan bilang walaupun yang terjadi adalah semacam realokasi aset, bukan berarti potensi pemindahan dana ke luar negeri tidak akan terjadi.
Menurutnya, ini bisa saja terjadi melalui reksadana global, atau mendirikan perusahaan di luar negeri, family office, atau skema transfer pricing tergantung preferensi masing-masing nasabah.
“Artinya mereka juga sudah memiliki rekening atau investasi di luar negeri, itu memudahkan untuk pengalihan dana,” ujarnya.
Baca Juga: Sejumlah Orang Kaya RI Dikabarkan Pindahkan Kekayaan ke Luar Negeri
Sementara itu, ekonom dan pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan fenomena ini sebagai bentuk pelarian modal tidak hanya merugikan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga mencerminkan rendahnya semangat nasionalisme dan tanggung jawab sosial dari kalangan elite ekonomi.
"Lebih dari itu, ini adalah bentuk ketidak-loyalan terhadap upaya bangsa Indonesia menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global," ujar Achmad.
Achmad menduga bahwa kelompok para taipan yang melarikan modal ke luar negeri adalah mereka yang berbisnis di sektor komoditas dan finansial. Mereka ini dikenal memiliki pengaruh besar di sektor ekspor komoditas primer seperti kelapa sawit, batubara, nikel dan karet.
Selanjutnya: Warren Buffett Tumpuk Uang Cash Rp 5.500 Triliun, Ini Strateginya
Menarik Dibaca: 15 Daftar Buah yang Cocok untuk Dikonsumsi saat Menurunkan Berat Badan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News