Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) swasta, termasuk BUMN, mengalami penurunan pada Agustus lalu. ULN swasta tercatat sebesar US$ 197,2 miliar atau tumbuh 9,3% year-on-year (yoy). Pertumbuhan utang swasta dan BUMN ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 12,6% yoy atau US$ 197,79 miliar.
Dalam laporannya, Selasa (15/10), BI menjelaskan penurunan ULN swasta didorong oleh pelunasan utang dagang korporasi bukan lembaga keuangan. “Itu mendorong ULN swasta turun sebesar US$ 2,6 miliar menjadi US$ 197,2 miliar,” terang BI.
Baca Juga: Agustus 2019, utang luar negeri pemerintah naik 8,6% jadi US$ 193,5 miliar
Utang dagang perusahaan bukan lembaga keuangan turun dari sebelumnya US$ 16,03 miliar menjadi US$ 14,13 miliar.
Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. "Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,6%,” terang BI.
Ditinjau dari tujuan penggunaannya, bank sentral mencatat, peningkatan ULN swasta ditujukan untuk modal kerja sebesar US$ 107,21 miliar, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 109,57 miliar.
Sementara, ULN swasta yang ditujukan untuk investasi naik sedikit, yaitu dari US$ 71,22 miliar menjadi sebesar US$ 71,66 miliar pada Agustus lalu.
Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia US$ 393,5 miliar, tumbuh melambat pada Agustus
Menurut jangka waktu sisanya, ULN swasta yang memiliki sisa waktu jatuh tempo jangka pendek atau kurang dari setahun menurun. ULN swasta jangka pendek turun dari US$ 47,4 miliar pada Juni, menjadi US$ 45,78 miliar.
Begitu pun dengan total ULN swasta sisa waktu jangka panjang, turun dari sebelumnya US$ 152,45 miliar menjadi US$ 151,44 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News