Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berpeluang meraih status negara berpenghasilan tinggi pada 2045, jika mampu mendorong pertumbuhan produktivitas secara signifikan dan menciptakan lebih banyak perusahaan skala menengah dan besar.
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru McKinsey Global Institute (MGI) bertajuk The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia's Productivity, yang dirilis Rabu (30/4).
Laporan itu menyebut, untuk mencapai status negara maju, Indonesia perlu meningkatkan laju pertumbuhan produktivitas dari rata-rata 3,1% menjadi 4,9% per tahun. Target pendapatan per kapita minimum yang harus dicapai adalah US$14.000.
Chris Bradley, Senior Partner McKinsey dan Direktur MGI, menekankan pentingnya peningkatan skala bisnis. “Indonesia harus meningkatkan jumlah perusahaan menengah dan besar hingga tiga kali lipat, guna menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkualitas dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor bernilai tambah tinggi,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (30/4).
Baca Juga: Indonesia Ingin Jadi Negara Maju? Ini Kuncinya
Menurut MGI, ada lima jenis modal yang perlu diperkuat untuk mendorong produktivitas. Yakni, perluasan kredit swasta dan kapitalisasi pasar saham untuk mendukung investasi.
Lalu, peningkatan kualitas pendidikan dan kecocokan keterampilan tenaga kerja, penyederhanaan birokrasi dan kejelasan regulasi untuk menurunkan biaya usaha.
Kemudian, pembangunan infrastruktur fisik dan digital untuk mendukung logistik dan konektivitas. Serta, dukungan terhadap startup dan peningkatan investasi venture capital.
Khoon Tee Tan, Managing Partner McKinsey & Company Indonesia, mengatakan keberhasilan Indonesia mencapai status high-income sangat bergantung pada sinergi seluruh sektor. “Sistem keuangan yang tangguh, pendidikan yang berkualitas, peraturan yang efisien, infrastruktur kelas dunia, dan ekosistem bisnis yang sehat adalah fondasi untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan produktif,” jelasnya.
Kevin Russell, Senior Fellow MGI, menambahkan bahwa keberhasilan transformasi lima jenis modal tersebut menjadi kunci utama. “Baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat luas perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan langkah strategis menuju ekonomi berpendapatan tinggi,” imbuhnya.
Baca Juga: Kemenkeu Bocorkan Program Prioritas dalam KEM-PPKF 2026
Selanjutnya: Kemenkeu Buka Blokir Anggaran K/L Rp 86,6 Triliun untuk Belanja Prioroitas
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok Jumat 2 Mei 2025, Keuangan & Karir Sagitarius Masih Beruntung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News