Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan sebagian besar rakyat Indonesia tidak menginginkan negara berdasarkan agama. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 27 Mei lalu hingga 29 Mei di 33 provinsi.
SBY menjelaskan, hasil survei itu menyatakan 79,26% masyarakat beranggapan Pancasila penting untuk dipertahankan. Sebab, masyarakat percaya bermasalahan seperti tawuran, konflik antara kelompok masyarakat karena kurangnya pemahaman dan pengalaman Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
SBY mengatakan survei ini tidak lain langkah pemerintah untuk mengajak masyarakat untuk merevitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. "Ini penting menentukan kebijakan dan stratagi dalam melaksankan revitalisasi Pancasila," katanya, Rabu (1/6).
Survei itu juga menanyakan soal bagaimana masyarakat paham dan menjalankan nilai-nilai Pancasila. Survei itu menunjukkan, 30% responden melalui pendidikan, 19% melalui contoh dan perbuatan nyata para pejabat di pusat dan daerah, 14% melalui contoh dan perbuatan nyata masyarakat, 13% penataran, 2% media massa dan 10% ceramah keagamaan.
Selain itu, hasil surveri ini menyatakan, guru dan dosen bertanggung jawab dalam melaksanakan edukasi dan sosialisasi Pancasila. Selain itu, tokoh masyarakat dan agama disusul badan khusus yang bisa dibentuk pemerintah dan elite politik.
Dengan hasil survei ini, SBY mengatakan, pemerintah memutuskan untuk segera merealisasikan langkah-langkah revitalisasi nilai Pancasila. "Saya telah instruksikan Menteri Pendidikan Nasional dan menteri terkait untuk rumuskan dan menjalankan edukasi nilai-nilai Pancasila dengan metode paling efektif," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News