Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Cetak biru atau masterplan pengembangan tiga kawasan destinasi pariwisata prioritas yakni Danau Toba, Borobudur dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditargetkan kelar pada pertengahan kuartal I- 2017.
Studi pengambangan tiga kawasan itu yang didanai dari hibah Bank Dunia itu akan melengkapi cetak biru yang dibuat oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera).
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata (Kempar) Hiramsyah S Thaib mengatakan, studi yang dilakukan tersebut dilakukan secara menyeluruh dari kawasan destinasi pariwisata.
Kajian terhadap studi tersebut dilakukan mulai dari aksesibilitas hingga infrastruktur pendukung di kawasan destinasi pariwisata. Di ketiga kawasan pariwisata unggulan tersebut, saat ini yang masih menjadi perhatian ialah kemudahan mencapai lokasi. Danau Toba misalnya, yang paling dibutuhkan adalah kemudahan transportasi udara dan darat yang dapat langsung menuju kawasan.
Terobosan pemerintah yang membuka jalur penerbangan langsung ke bandara Silangit dari Jakarta menjadi salah satu kebijakan positif. Namun demikian, masih perlu akses yang lebih banyak seperti jalan tol Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Prapat.
Hal senada juga dibutuhkan untuk akses ke Borobudur. Pembangunan tol Bawen-Yogyakarta saat ini masih dalam tahap persiapan. Demikian pula dengan bandara Kulonprogo sebagai pendukung dari bandara Adi Sucipto yang telah melebihi kapasitas.
Untuk Mandalika, yang diperlukan ialah keterpaduan jalur menuju KEK. "Walau Mandalika sudah berbentuk KEK namun, akses menuju lokasi perlu mendapat dukungan. Bila tidak, maka untuk menuju kawasan tersebut membutuhkan waktu yang lama," kata Hiramsyah, akhir pekan ini.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Rido Matari Ichwan mengatakan, dengan studi yang dilakukan Bank Dunia tersebut, maka dapat diketahui potensi yang ada di kawasan destinasi itu. "Akan terlihat nanti magnitude dari hasil studi itu," ujar Rido.
Sekedar catatan, pemerintah berencana menggunakan pinjaman Bank Dunia senilai US$300 juta untuk mengembangkan infrastruktur pendukung akses ke kawasan pariwisata Danau Toba, Mandalika, dan Borobudur. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 6 juta digunakan untuk pembuatan rencana induk terintegrasi.
Saat ini, beberapa investor luar negeri telah melakukan penjajakan ke lokasi-lokasi destinasi wisata prioritas tersebut. Meski tidak merinci, setidaknya ada dua investor yang tertarik untuk mengembangkan pariwisata di Danau Toba dan Mandalika.
Walau belum menentukan jumlah besaran investasi yang akan ditanamkan, namun investor itu berasal dari Cina dan Singapura. Sektor yang diincar tersebut ialah dibidang resort.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News