kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,28   10,97   1.21%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih semarak, ada 108 notifikasi terkait merger dan akuisisi yang terdaftar di KPPU


Senin, 23 Agustus 2021 / 17:19 WIB
Masih semarak, ada 108 notifikasi terkait merger dan akuisisi yang terdaftar di KPPU
ILUSTRASI. logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia, GoTo yang juga sudah masuk notifikasi KPPU


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Masih di segmen telekomunikasi, ada rencana merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri). Transaksi ini telah mundur beberapa kali, yang terakhir periode eksklusivitas MoU diperpanjang hingga 23 September 2021.

Selanjutnya, ada PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan Axiata Group Berhad yang diinformasikan akan menjadi pengendali baru PT Link Net Tbk (LINK). Hal itu terjadi setelah EXCL dan Axiata mengakuisisi 1,82 miliar saham atau setara 66,03% modal disetor Link Net.

Meski belum membeberkan secara rinci, namun Deswin mengkonfirmasi akuisisi menara IBST oleh TBIG sudah masuk di notifikasi KPPU. Merger Gojek dan Tokopedia juga sudah memasukkan notifikasi ke KPPU, yang saat ini masih dalam tahapan validasi.

"Proses validasi butuh waktu 30 hari kerja sejak notifikasi. Jadi sekitar bulan depan validasi selesai, setelah itu baru proses penilaian," pungkas Deswin.

Dihubungi terpisah, Pengamat dari Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto menyampaikan, meski masih di tengah pandemi namun M&A masih menjadi aksi korporasi yang bisa dilakukan perusahaan untuk melancarkan ekspansi maupun penguatan daya saing.

Baca Juga: Perkara tender di Situbondo, KPPU denda tiga korporasi Rp 3,25 miliar

Toto mencontohkan, merger Gojek-Tokopedia (GoTo) dapat dilihat sebagai langkah meningkatkan daya saing untuk berhadapan dengan kelompok bisnis Grab maupun SEA Grup yang menaungi Shopee dan game online Garena, yang cukup dominan di pasar Asia Tenggara.

"Sektor teknologi terutama dengan kemunculan banyaknya start up potensial untuk aksi korporasi M&A. Demikian juga dengan telah keluarnya aturan OJK tentang bank digital, sangat mungkin menimbulkan aksi M&A dari bank konvensional," ungkap Toto kepada Kontan.co.id, Senin (23/8).

Di luar industri telekomunikasi dan digital, aksi M&A juga berpotensi besar di sektor industri energi. Yang paling santer ialah pembentukan holding BUMN Panas Bumi antara PT PLN (Persero), Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Geodipa (Persero).

"Di sektor energi proses M&A paling mungkin dikerjakan oleh BUMN yang sedang dalam proses pembentukan holding, misalnya holding panas bumi," tutup Toto.

Selanjutnya: OJK tak akan beri label khusus bagi bank yang beroperasi sebagai bank digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×