Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, membenarkan rencana pemerintah akan melakukan impor beras. Namun, dia belum bisa secara pasti mengatakan kapan impor mulai dilaksanakan. Soalnya, Pemerintah masih menghitung berapa kebutuhan beras yang diperlukan untuk mengamankan stok Badan Urusan Logistik (BULOG).
“Keputusan melakukan impor sudah diambil. Tapi, kita sedang hitung dengan pasti berapa jumlah yang benar-benar cukup untuk mengamankan stok Bulog yang sekitar 1,5 juta – 2 juta ton itu,” ujar Mari di Gedung Nusantara I, Kamis (14/7).
Bagi dia perhitungan jumlah beras memang harus diperhatikan dengan saksama. Soalnya, Mari melihat kondisi iklim negara Indonesia yang tidak menentu. Apalagi, impor beras itu dilakukan untuk mencukupi pasokan hingga tahun depan.
Seperti yang kita ketahui, pada Juni lalu petani di Tegal Jawa Tengah sempat mengalami gagal panen karena padinya diserang hama. Lalu, pada Juli ini provinsi Jawa Timur juga mengalami gagal panen karena wereng atau sawahnya kena puso. Dan di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, pun ikut gagal panen karena banjir susulan. Bahkan, kabarnya pada 2012 mendatang akan terjadi kemarau atau El Nino.
“Perhitungan harus hati-hati dari biasanya karena kita harus antisipasi dampak dari perubahan iklim pada tahun ini dan juga tahun depan,” jelasnya.
Pokoknya, dia menyerahkan impor beras itu kepada Bulog. Apakah Bulog akan menggunakan impor beras yang memiliki perjanjian government to government yaitu Thailand dan Vietnam. Atau impor dari sumber lain seperti India dan Pakistan. “Bisa dari mana saja itu kan terserah Bulog. Tidak harus dari yang punya perjanjian G to G seperti Thailand dan Vietnam. Kalau Bulog mendapat sumber yang lain, dengan kualitas dan harga yang masuk tentunya dibolehkan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News