Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semenjak menjadi gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengaku selalu menyempatkan diri untuk membeli batik hasil karya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan BI.
Menurut Perry, setiap tahun ia selalu membeli minimal 20 lembar batik. Kesukaannya adalah yang bermotif lokal hampir punah, berteknik tinggi, dan dengan pewarnaan alam. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menyebut harga satu pakaian batik hampir sama dengan harga satu jas.
"Memang sejak jadi Gubernur BI saya selalu ingin promosikan UMKM. Tapi saya beli produk pakai duit saya sendiri. Saya pilih-pilih mana yang paling bagus, saya pakai, dan saya promosikan," kata Perry pada Rabu (11/3) di Jakarta.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, BI akan kalkulasi lagi pertumbuhan ekonomi tahun ini
Perry pun menambahkan bahwa hingga saat ini BI memiliki lebih dari 93,4 juta UMKM yang dibina oleh 46 kantor cabang BI. Mengimbangi dengan kemajuan zaman, para UMKM ini bahkan sudah go digital dan go export.
Selain itu, Perry juga yakin bahwa UMKM ini bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru, apalagi di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang di tahun lalu dan yang terbaru, wabah virus corona.
Baca Juga: Sebesar Rp 40,16 triliun dana asing kabur dari pasar, BI: Nilainya terus bertambah
Menurutnya, Indonesia tidak bisa terus-terusan mengandalkan komoditas karena membuat siklus ekonomi Indonesia menjadi tidak stabil. Apalagi, harga komoditas juga sangat fluktuatif dan terpengaruh oleh globalisasi dan dinamika perekonomian dunia.
"Kalau bagus ya bagus. Tapi kalau pada saat dua tiga tahun terakhir, harga komoditas sudah dan ekonomi kita turun. Untung sudah ada hilirisasi komoditas Crude Palm Oil (CPO) sehingga masih tertolong. Tapi yang batubara dan lain-lain itu susah," tambah Perry.
Baca Juga: Jelang tengah hari, rupiah spot berbalik arah melemah ke Rp 14.363 per dolar AS
Selain UMKM, Perry juga menyebut bahwa Indonesia bisa mengekspor sumber pertumbuhan ekonomi yang lain, seperti hilirisasi, pariwisata, maritim, dan bahkan diversifikasi produk ekspor seperti kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News