kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mandela gunakan pidato Bung Karno untuk berjuang


Jumat, 06 Desember 2013 / 20:17 WIB
Mandela gunakan pidato Bung Karno untuk berjuang
ILUSTRASI. Walaupun sama-sama penyakit kulit yang dialami kucing, ringworm dan scabies memiliki beberapa perbedaan.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Megawati Soekarnoputri sangat berduka kehilangan tokoh dunia seperti Nelson Mandela.

Menurut Mega, Mandela bukan hanya bapak bangsa untuk rakyat Afrika Selatan. Tapi menginspirasi dunia, Mandela mengajak manusia menemukan dua hal dalam kemanusiaannya. Yakni, penghormatan atas hak-hak dasar Manusia dan sikap memaafkan.

Mega menuturkan, apa yang diperjuangkan Nelson Mandela mengingatkan dirinya pada apa yang juga diperjuangkan oleh Bung Karno, tentang kebangsaan dan kemanusiaan berjalan sejalan.

"Itu artinya, kecintaan Nelson Mandela atas bangsanya adalah kongruen Nelson pada kemanusiaan. Dan bagi beliau, perjuangan itu bukan hanya Afrika selatan tapi selalu memperjuangkan pada berbagai belahan dunia. Inilah kesamaan Mandela dengan Bung Karno," tutur Megawati kepada Tribunnews.com, Jumat (6/12/2013).

Menurut Megawati, Mandela erat kaitannya dengan Bung Karno, karena sejak muda Mandela mengidolakan Bung Karno. Pada 1960 menurut catatan sejarah, Mandela menggunakan pidato-pidato Bung Karno sebagai alat perjuangannya.

Mandela akhirnya menjadikan Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai titik nol pembebasan bangsa-bangsa di Afrika.

"Mandela mengakui bahwa Indonesia mendapatkan tempat khusus dihatinya, karena figur Bung Karno. Dari Indonesia Mandela membangun sebuah imajinasi politik bahwa bangsa yang bebas, pertama-tama harus berdaulat," jelasnya.

Selain itu, kata Megawati, Mandela juga memberikan pelajaran soal memaafkan dan tidak harus melupakan. Apa yang dilakukan oleh rezim apartheid memang tidak harus dilupakan tapi Mandela mempunyai keberanian untuk memaafkan lawan atau musuhnya itulah dasar perdamaian yang fundamental dalam keadilan transisional.

"Mandela selalu mengajak melihat masa depan dengan belajar dari masa lalu, Manusia itu berubah, jaman itu berubah tapi kebajikan manusiawi tidak akan berubah ia abadi sifatnya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×