Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk mengerek volume Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di tahun 2026. Langkah ini diambil guna mengantisipasi lonjakan permintaan bahan pangan seiring perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditargetkan menyasar puluhan juta penerima.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, salah satu komoditas yang mengalami kenaikan cadangan paling signifikan adalah jagung. Stok jagung pemerintah akan didongkrak dari semula 300.000 ton menjadi 1 juta ton guna menjamin ketersediaan pakan ternak.
"Jagung perlu banyak karena pakan ternak. Kalau telur perlu banyak, ayam perlu banyak, maka pakan juga harus tersedia. Kemarin cadangan kita 300.000 ton, sekarang kita naikkan menjadi 1 juta ton,” ujarnya usai rapat koordinasi di kantornya, Senin (29/12/2025).
Baca Juga: BPS Prediksi Luas Panen Jagung Nasional Naik 20,91% YoY Pada November - Januari 2026
Tak hanya jagung, pemerintah juga menaikkan plafon cadangan beras dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton. Untuk komoditas daging, pemerintah mulai menyiapkan opsi kebijakan baru, termasuk mempermudah impor sapi hidup ketimbang daging beku guna memberikan nilai tambah ekonomi di dalam negeri.
Zulhas menjelaskan, jika sapi hidup dipelihara di dalam negeri, akan ada multiplier effect mulai dari penyerapan tenaga kerja, sektor penggemukan, hingga penanaman rumput. Namun, ia mewanti-wanti agar impor daging beku diatur ketat agar tidak mematikan pasar sapi lokal.
"Kalau daging beku tidak diatur, sapi hidup bisa tidak laku. Jadi ini pilihan kebijakan. Kita bisa atur harga dan volume melalui Bulog, sehingga pemerintah punya ruang intervensi jika terjadi gejolak," jelasnya.
Baca Juga: Produksi Jagung Pipilan Diprediksi Naik 1,19 Juta Ton pada Januari-November 2025
Selain itu, komoditas minyak goreng juga masuk dalam radar kendali pemerintah. Rencananya, sekitar 30% dari pasokan minyak goreng akan dikelola melalui skema khusus melalui Bulog atau BUMN pangan lainnya untuk menjaga stabilitas harga di pasar.
Strategi menebalkan cadangan pangan ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), jumlah penerima program MBG pada Januari 2026 diperkirakan mencapai 55 juta orang dan melonjak drastis hingga 80 juta orang pada April 2026.
"Bayangkan kalau satu orang butuh satu butir telur per hari, berarti kita butuh 80 juta butir telur setiap hari. Belum lagi ikan, ayam, pisang, dan beras, semua harus dipersiapkan dengan matang," tegasnya.
Selanjutnya: BNI Beri Relaksasi Kredit bagi Korban Bencana di Tiga Provinsi
Menarik Dibaca: Kenali Growth Mindset Biar Kualitas Hidup Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













