kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mahfud: Perlu 5 tahun kembalikan citra baik MK


Rabu, 29 Januari 2014 / 21:35 WIB
Mahfud: Perlu 5 tahun kembalikan citra baik MK
ILUSTRASI. Queen Elizabeth II yang telah menjabat sebagai ratu Inggris selama tujuh dekade wafat pada tanggal 8 September 2022. REUTERS/Eddie Mulholland/POOL


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

TOKYO. Kunjungan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD ke Kyoto Rabu(29/1) sangat menarik sekali setelah bertemu kalangan peneliti Jepang dan pelajar Indonesia yang sedang mengambil studi Doktor baik dari Universitas Hassanudin maupun dari Universitas Indonesia.

"Mereka berasal kebanyakan dari ilmu politik humaniora sehingga lebih paham dalam pemahaman tentang politik dan sosial di Indonesia. Ada ketemu Direktur pusat studi Asia Universitas Kyoto, Dr. Hiromu Shimizu dan Dr. Masaki Okamoto. Kita berbicara mengenai  bagaimana  agar bisa mengembalikan citra mahkamah konstitusi (MK)," ujar Mahfud.

Menurutnya, sampai dengan 2012, MK masuk 10 besar MK di dunia. Hal ini ditulis oleh Harvard Handbook terbitan tanggal 12 Agustus 2012.

"Urutan berdasarkan abjad jadi saya tak tahu Indonesia di nomor berapa dari 10 besar itu. Negara lain yang masuk 10 peringkat selain Indonesia adalah Turki, Jerman, Swedia, Spanyol, Korsel dan lain-lain. Sayang disayangkan ternyata sekarang ada kasus Akil Mochtar yang Ketua MK. Jadi kalau Harvard memunculkan peringkat lagi saat ini mungkin ambruklah jadi paling bawah. Keprihatinan anak-anak Indonesia dan di luar negeri lainnya tampaknya cukup berharap kepada MK selama ini,"ujarnya.

Dengan tertangkapnya Akil, kata Mahfud muncullah pesimisme dan tidak mudah mengembalikan citra MK dalam waktu dekat. "Saya kira sedikitnya lima tahun ke depan mungkin masih dicibir orang karena yang tertangkap adalah Ketua-nya," ujarnya.

Selain soal MK mereka juga berdiskusi mengenai pemilihan presiden di Indonesia, menyorot satu per satu capres, termasuk juga diskusi mengenai Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.  

"Kira-kira begitulah yang didiskusikan bersama, jadi memang warga Indonesia di Jepang tampaknya sangat perhatian sekali kepada situasi politik di dalam negaranya walaupun kini berada di Jepang," ujarnya. (Richard Susilo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×