Reporter: Denita BR Matondang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar tenaga kerja di bidang industri pertambangan di Indonesia masih dikuasai pekerja asing. Ternyata, kualitas pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masih rendah menjadi momok untuk bersaing dengan tenaga kerja asing (TKA).
Catatan Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing (PPTKA) Kemnaker , jumlah TKA yang bekerja di Indonesia tahun 2016 sebanyak 80.357 orang, sedangkan tahun 2017 mencapai 85.974 orang. Angka ini diprediksi tetap terus meningkat di tahun 2018 dan 2019 mengingat Presiden Joko Widodo mengeluarkan aturan baru.
Untuk melihat lebih jelas dominasi ini dapat dilihat dari PT Indonesia Morowali Industrial Park. Perusahaan pengelola kawasan industri nikel ini misalnya hanya memiliki 1.200 orang tenaga kerja lokal dari dari total 9.710 jumlah tenaga kerja.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal lulusan SMK. Pertama, dari 750 jumlah SMK di Indonesia hanya sekitar 12% yang berkembang baik dari segi peralatan dan kurikulum pelajaran. Kedua, dari sekitar 60.000 tenaga didik hanya sekitar 22.000 tenaga didik yang produktif alias sesuai dengan bidangnya. “Masalah inilah yang harus segera dibenahi,” kata Haris di Jakarta, Selasa (4/12).
Haris mengklaim, upaya membenahi ini sudah dilakukan dengan program pembaruan alat, vokasi alias edukasi tambahan kepada pelajar melalui magang. Selain itu, tenaga didik juga diberi kesempatan untuk sekolah ke Singapura atau Vietnam. “Kami tetap mendorong berbagai kegiataan agar calon pekerja lokal mampu bersaing dengan TKA,” ujar Haris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News