kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.194   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.101   4,31   0,06%
  • KOMPAS100 1.062   -0,16   -0,01%
  • LQ45 836   -0,04   -0,01%
  • ISSI 215   0,08   0,04%
  • IDX30 427   0,29   0,07%
  • IDXHIDIV20 515   1,86   0,36%
  • IDX80 121   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 143   0,19   0,13%

Lulusan SMK belum mampu bersaing dengan TKA, ini yang dilakukan Kemperin


Rabu, 05 Desember 2018 / 09:33 WIB
Lulusan SMK belum mampu bersaing dengan TKA, ini yang dilakukan Kemperin
ILUSTRASI. REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI


Reporter: Denita BR Matondang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar tenaga kerja di bidang industri pertambangan di Indonesia masih dikuasai pekerja asing. Ternyata, kualitas pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masih rendah menjadi momok untuk bersaing dengan tenaga kerja asing (TKA).

Catatan Direktorat Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing (PPTKA) Kemnaker , jumlah TKA yang bekerja di Indonesia tahun 2016 sebanyak 80.357 orang, sedangkan tahun 2017 mencapai 85.974 orang. Angka ini diprediksi tetap terus meningkat di tahun 2018 dan 2019 mengingat Presiden Joko Widodo mengeluarkan aturan baru. 

Untuk melihat lebih jelas dominasi ini dapat dilihat dari PT Indonesia Morowali Industrial Park. Perusahaan pengelola kawasan industri nikel ini misalnya hanya memiliki 1.200 orang tenaga kerja lokal dari dari total 9.710 jumlah tenaga kerja.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar rendahnya penyerapan tenaga kerja lokal lulusan SMK. Pertama, dari 750 jumlah SMK di Indonesia hanya sekitar 12% yang berkembang baik dari segi peralatan dan kurikulum pelajaran. Kedua, dari sekitar 60.000 tenaga didik hanya sekitar 22.000 tenaga didik yang produktif alias sesuai dengan bidangnya. “Masalah inilah yang harus segera dibenahi,” kata Haris di Jakarta, Selasa (4/12).

Haris mengklaim, upaya membenahi ini sudah dilakukan dengan program pembaruan alat, vokasi alias edukasi tambahan kepada pelajar melalui magang. Selain itu, tenaga didik juga diberi kesempatan untuk sekolah ke Singapura atau Vietnam. “Kami tetap mendorong berbagai kegiataan agar calon pekerja lokal mampu bersaing dengan TKA,” ujar Haris

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×