kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Luhut tekankan pentingnya pengetesan dan pelacakan untuk tekan kasus Covid-19


Rabu, 14 Oktober 2020 / 10:39 WIB
Luhut tekankan pentingnya pengetesan dan pelacakan untuk tekan kasus Covid-19
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri  Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Panjaitan mengingatkan pentingnya melakukan targeted testing dan tracing (pengetesan dan pelacakan) kasus Covid-19 untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

Hal ini diungkapkan Luhut dalam rapat koordinasi targeted testing dan tracing  Covid-19 di Jabodetabek dan Bali pada Selasa (13/10).

Menurut Luhut, targeted testing dan tracing Covid-19 ini dibutuhkan selagi menunggu adanya vaksin Covid-19 yang ditargetkan ada di Indonesia pada November.

"Saat ini kita tengah menyiapkan vaksin untuk Covid-19, diharapkan November 2020 sudah dapat kita terima," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10).

Baca Juga: Ini update tingkat keterisian ruang isolasi serta ruang ICU RS penanganan corona

Lebih lanjut, Luhut pun meminta adanya antisipasi kemungkinan lonjakan kasus pada akhir Oktober mengingat pada libur panjang Agustus yang lalu, jumlah kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta sempat meningkat tajam hingga lebih dari 60%.

"Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini," ujar Luhut.

Sementara itu,  Penasehat Menko Bidang Penanganan Covid-19 Monica Nirmala mengatakan, penularan Covid-19 didominasi oleh segelintir orang yang terinfeksi atau yang disebut sebagai super spreaders.

Menurutnya, super spreaders  mampu menularkan virus kurang lebih 2 hari sebelum timbul gejala, hingga 10 hari setelah bergejala. Dia pun mengatakan, 80% kasus baru disebabkan oleh 20% orang yang terinfeksi.

"Oleh karena periode infeksius yang singkat ini, maka waktu dan kecepatan respons kita sangat penting untuk memutus rantai penularan," katanya.

Baca Juga: Protokol 3M: Masker jadi kebutuhan pokok, persediaan pun selalu ada

Adapun, Pemerintah DKI Jakarta telah menyediakan aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) yang digunakan oleh lebih dari 800.000 pengguna aktif di Jakarta. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melaporkan pelanggaran protokol kesehatan maupun tracing pasien Covid-19.

Sementara Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan kondisi Bali sudah membaik.

"Pertumbuhan kasus baru cenderung menurun, yakni penambahan angka pasien Covid-19 di bawah 100 kasus per hari. Tingkat kesembuhan meningkat hingga 86.37 persen. Angka meninggal pun dapat dikendalikan menjadi di bawah lima persen," jelasnya.

Untuk mendukung kemajuan ini,  Koster menekankan pentingnya layanan di rumah sakit, baik dari segi tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan.

Selain itu, ia pun mengimbau pentingnya koordinasi dengan Komando Daerah Militer (Kodam) dan Kepolisian Daerah (Polda) untuk mengajak masyarakat mengikuti protokol kesehatan, seperti tertib menggunakan masker dan rajin mencuci tangan. Sayangnya, masih ada banyak kerumunan di Bali.

Baca Juga: Misteri keberadaan draf final UU Cipta Kerja akhirnya terungkap!

Lalu,  Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kondisi Jawa Barat sejak 6 Oktober hingga 11 Oktober 2020 tinggal tersisa tiga Kabupaten/Kota yang memiliki lima zona merah.

Agar angkanya dapat semakin ditekan, pemerintah Jawa Barat memanfaatkan QR Code Check-in bagi orang yang masuk ke gedung negara untuk mempermudah tracing.

Lebih lanjut, ketiga kepala daerah ini pun mengatakan pihaknya ingin meningkatkan upaya testing dan tracing. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi testing yang tepat sasaran berdasarkan hasil tracing, dan penguatan contact tracing dengan 3 cara.

Pertama, pengendalian stigma. Selama ini, masyarakat khawatir untuk melakukan tes PCR karena takut dengan penilaian dari tetangga maupun dari petugas tracing.

Kedua, peningkatan jumlah dan keterampilan tenaga tracing. Ketiga, pembenahan manajemen informasi pencatatan dan pelaporan tracing yang cepat, lengkap, dan akurat.

Selanjutnya: Vaksin corona tersedia di Indonesia bulan depan, ini penjelasan ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×