kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Luhut sindir eks pemimpin yang ragukan data BPS soal kemiskinan


Kamis, 02 Agustus 2018 / 08:34 WIB
Luhut sindir eks pemimpin yang ragukan data BPS soal kemiskinan
ILUSTRASI. Luhut Pandjaitan di Jakarta Timur


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menyindir eks pemimpin yang meragukan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kemiskinan. Menurutnya, eks pemimpin tersebut sebelum mengkritisi pemerintah lebih baik melihat data terlebih dahulu. Sehingga tidak menjadi rumor belaka.

"Jadi bagi kalian yang muda-muda ingetin tuh yang merasa bekas-bekas pemimpin dan pemimpin itu, jangan kasih data yang tidak mendidik atau membodohi masyarakat dengan informasi yg tidak benar," tegas Luhut saat tea afternoon bersama rekan media di kantornya, Rabu (1/8).

Apalagi, ia menggarisbawahi data yang dikritisi merupakan data BPS, yang dinilainya merupakan lembaga independen pemerintah. "BPS itu kan sudah bekerja di berbagai pemerintahan dan independen jadi tidak mungkin lah berbohong," tambah dia.

Terkait hal itu, Luhut memang secara langsung tidak menyebutkan siapa eks pemimpin itu. Tapi, seperti diketahui bersama eks pemimpin yang baru-baru ini mengkritisi pemerintah soal data kemiskinan adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mantan Presiden Indonesia.

SBY menyebutkan, saat ini masih ada 100 juta orang miskin di Indonesia. Padahal, menurut data BPS, angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2018 sebesar 9,82% atau 25,95 juta jiwa. Jumlah tersebut dinilai merupakan persentase terendah semenjak krisis moneter 1998.

Dengan begitu, Luhut berpendapat seharusnya sebagai eks pemimpin harus mengakui secara gentleman bahwa angka kemiskinan yang single digit itu tercapai di era Presiden Joko Widodo. "Jangan malu ngakuin, mentang-mentang beliau (Jokowi) mantan walikota dan gubernur yang lain mantan apalah itu. Nyatanya, beliau bisa men-deliver itu yang harus diakui," lanjut dia.

"Ya kita harus mendidik yang muda-muda untuk belajar agar bicara secara gentleman secara ksatria jangan plin-plan kiri kanan ga jelas," tutup Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×