kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara, waspada dan tidak boleh lengah


Senin, 25 Oktober 2021 / 14:56 WIB
Lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara, waspada dan tidak boleh lengah
ILUSTRASI. Sejumlah penumpang KRL berjalan keluar dari Stasiun Sudirman, Jakarta, Jumat (24/9/2021). Pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan mempertahankan disiplin protokol kesehatan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di sejumlah negara, seperti Inggris dan Rusia. Pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan mempertahankan disiplin protokol kesehatan.

“Kita ketahui, beberapa negara mengalami lonjakan kasus COVID-19 meski cakupan vaksinasi sudah cukup tinggi. Kali ini di Inggris, setelah sebelumnya beberapa negara Eropa lainnya, seperti Rusia," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.

"Hal ini adalah pengingat bagi kita semua, bahwa ancaman COVID-19 masih ada dan kita tidak boleh lengah, meski saat ini kondisi pandemi di Indonesia tertangani baik,” ujarnya, dikutip laman Covid19.go.id.

Kasus COVID-19 di Inggris melonjak, menembus angka 40.000. Namun, menurut Pemerintah Inggris, kasus rawat inap dan kematian tetap rendah berkat dukungan program vaksinasi yang cukup tinggi. 

Berdasarkan data dari Our World Data, hingga 19 Oktober 2021, cakupan vaksinasi di Inggris sudah mencapai 73,7% untuk dosis pertama dan 67,6% untuk dosis kedua.

“Lonjakan kasus, baik di Inggris maupun Rusia, adalah bukti nyata bahwa pandemi belum usai. Tapi, vaksinasi terbukti menjadi faktor penting untuk menekan risiko kematian," ungkap Johnny. 

Baca Juga: Ada penambahan vaksinasi Covis-19 sebanyak 1,51 juta dosis per 24 Oktober 2021

"Oleh karena itu, segerakan vaksinasi dan tetap gunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” imbuh dia.

Sementara epidemiolog Kamaluddin Latief menyatakan, lonjakan kasus yang terjadi di Inggris dan di Israel sebelumnya harus menjadi pembelajaran penting untuk masyarakat Indonesia, agar selalu waspada dan tidak boleh lengah. 

Penanganan pandemi yang terkendali tidak boleh menjadi alasan untuk menurunkan tingkat kewaspadaan dan disiplin protokol kesehatan.

“Justru, memontem jeda seperti yang sekarang dialami Indonesia, adalah kesempatan baik bagi kita untuk mempelajari, mengevaluasi, mempertahankan apa yang sudah baik,” katanya.

Kamal menyatakan, meski Indonesia masuk 10 negara terbaik dalam akselerasi vaksinasi, hingga saat ini cakupannya belum meraih angka 70%, yakni batas untuk kekebalan komunal. 

“Jadi, selain terus disiplin protokol kesehatan dan pengetatan pintu masuk negara, vaksinasi harus terus kita kejar agar warga terhindar dari akibat buruk COVID-19,” ujar dia.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Per 24 Oktober: Kasus Corona RI tembus 4.240.019, tetap jaga prokes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×