Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelestarian lingkungan menjadi fokus banyak pihak, termasuk daerah. Maka, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) mengadakan acara Sustainable District Outlook 2024. Ajang ini menyoroti bagaimana 9 kabupaten LTKL sejauh ini berproses merealisasikan komitmen dalam bertransisi menjadi kabupaten hijau serta mempromosikan praktik baik dan model kolaborasi multipihak yang mendorong percepatan berbagai perubahan di kabupaten.
Anggota LTKL berkomitmen melindungi setidaknya 50% dari ekosistem penting dan meningkatkan kesejahteraan sekitar 1 juta keluarga yang tinggal di sekitarnya. Untuk mencapai tujuan ini, LTKL menggunakan pendekatan kolektif dan kolaboratif dengan lima pilar utama:
Sejak pendeklarasian Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) sebagai sebuah asosiasi pada tahun 2017, setahun ini, ada beberapa pencapaian. Sebanyak 361.309,61 hektare (ha) lahan di 9 kabupaten telah dilegalisasi melalui peraturan reforma agraria. Selain itu, 78.421,31 ha lahan di 6 kabupaten telah ditetapkan sebagai Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).
Tercatat dari inovasi dan pengembangan portfolio bisnis di kabupaten LTKL, membuahkan komitmen investasi dan kerjasama program senilai lebih dari Rp 300 miliar. Selain itu, dana dukungan operasional UMKM sebesar Rp 1,17 miliar dari mitra LTKL telah disalurkan untuk pengembangan 115 usaha melalui 29 program di 6 kabupaten.
Baca Juga: Potensi Nilai Investasi Bioekonomi di Indonesia Bisa Mencapai US$ 45,4 Miliar
Jarot Winarno, Bupati Sintang sekaligus Ketua Umum LTKL menyampaikan, pemaparan visi dan capaian Sekretariat LTKL dan kabupaten menjadi sebuah penanda bergeraknya LTKL memasuki fase yang baru. Saat ini kabupaten di LTKL sedang mencoba memulai model ekonomi yang baru. Yaitu model ekonomi yang memulihkan.Kabupaten LTKL banyak menghadapi ancaman kebencanaan maupun limitasi dalam meningkatkan ekonomi mere,a
Melihat ada kabupaten yang 70% sawit, sementara ada juga kabupaten yang lebih dari setengahnya adalah lahan gambut dan hutan, ada dua jalur transformasi yang dilakukan. Ada dua model transformasi ekonomi yang didorong di kabupaten.
"Pertama, model ekonomi yang berbasis pada transformasi rantai pasok komoditas berkelanjutan. Kedua, nberbasis pada pengembangan inovasi berbasis alam dari keanekaragaman hayati,” terang Jarot, Selasa (9/7).
Sarman Simanjorang, Direktur Eksekutif Apkasi menjelaskan, Sebagai mitra strategis Apkasi, LTKL senantiasa memberikan inovasi, terobosan, dan inspirasi tentang langkah-langkah nyata berbasis gotong royong, kerjasama multipihak dalam mendorong ekonomi lestari di kabupaten.
"Ini tentu sejalan dengan apa yang dilakukan Apkasi dan kami berkomitmen untuk mendorong seluruh kabupaten anggota Apkasi untuk juga berkomitmen dan melakukan atau mereplikasi upaya yang serupa sesuaI karakteristik kabupaten masing-masing," terang Sarman..
Dalam kesempatan ini pula diluncurkan Sigi Investment Outlook berjudul Ekonomi Regeneratif: Daya Tarik Investasi Yurisdiksi, di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 2024. Ini adalah portofolio investasi kedua yang diluncurkan oleh kabupaten anggota LTKL setelah sebelumnya pada 2022 Kabupaten Siak meluncurkan Siak Investment Outlook. .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News