Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan melantik Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), hari ini Rabu 17 November 2021. Letjen Dudung Aburachman menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang naik jabatan sebagai Panglima TNI.
Dilansir dari situs Setkab, pelantikan Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI dan Letjen Dudung Abdurachman sebagai KSAD berlangsung di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan akan dilaksanakan pukul 13.30 WIB.
Nama Letjen Dudung Abdurachman telah diprediksi akan menempati jabatan yang sebelumnya ditempati Andika Perkasa, calon panglima TNI. Pasalnya, selama ini, pengisi jabatan KSAD adalah Panglima Komando Cadangan Strategis AD.
Dilansir dari Kompas.com, perjalanan karier militer Letjen Dudung Abdurachman hingga menjadi perwira tinggi tidak dilalui dengan mudah. Ada kisah perjuangan hidup yang melatarbelakangi keputusan Letjen Dudung Abdurachman menjadi tentara.
Baca juga: Ada 30 perwira tinggi TNI naik pangkat, termasuk Pangkostrad Dudung Abdurachman
Letjen Dudung Abdurachman pernah jadi loper koran
Letjen Dudung Abdurachman merupakan alumni Akademi Militer tahun 1988 dari kecabangan infanteri. Meski kini seorang perwira, namun Letjen Dudung Abdurachman menapaki kariernya dari nol.
Sewaktu remaja, Letjen Dudung Abdurachman harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebab, Ayahnya meninggal dunia saat Letjen Dudung Abdurachman masih SMP pada 1981.
Letjen Dudung Abdurachman yang merupakan anak keenam dari delapan bersaudara itu harus membantu ibunya mencari uang. Dengan mengayuh sepeda, Letjen Dudung Abdurachman mengantar koran ke rumah para pelanggan sejak pukul 4 pagi. "Sepeninggal bapak saya, ibu saya ini kan ya secara ekonomi ya namanya janda pensiunan PNS. Akhirnya untuk menopang kehidupan itu saya jualan koran, saya nganter koran, loper koran," ucap Dudung, dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI, dikutip Rabu (26/5/2021).
Selesai mengantar koran sekitar pukul 08.00, Letjen Dudung Abdurachman mesti membantu ibunya menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat. Letjen Dudung Abdurachman sengaja memilih sekolah di siang hari supaya ia bisa membantu ibunya.
Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Letjen Dudung Abdurachman akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu. Letjen Dudung Abdurachman kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.
Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Letjen Dudung Abdurachman. Mendapati Letjen Dudung Abdurachman yang menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram. Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan.
Saat itulah, muncul keinginan Dudung untuk menjadi perwira tinggi. "Ditendanglah kue itu, ada 50 biji, menggelundung. Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pengin jadi tentara. Awalnya di situ, padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Letjen Dudung Abdurachman sambil tertawa.
"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," tuturnya.
Tekad Dudung ternyata tak sia-sia. Letjen Dudung Abdurachman berhasil masuk Akademi Militer di Bandung. Tiga tahun kemudian ia lulus dengan pangkat Letnan Dua. Letjen Dudung Abdurachman pertama kali bertugas di Dili, Timor Timur pada 1988.
Kemudian, pada 1993 Letjen Dudung Abdurachman ditugaskan ke Bali. Dari Bali, Dudung pindah ke Bandung. Dudung beberapa kali berpindah kota. Bahkan, ia pernah dikirim menjadi tim penjaga perdamaian di Filipina Selatan.
Selama 2018 hingga pertengahan 2020, Letjen Dudung Abdurachman menjabat Gubernur Akmil. Kemudian, pada Agustus tahun lalu Letjen Dudung Abdurachman dipercaya sebagai Panglima Kodam Jaya.
Keputusan kontroversial Letjen Dudung Abdurachman
Sejak menjabat Pangdam Jaya, nama Dudung makin dikenal masyarakat. Tak jarang ia membuat keputusan-keputusan tegas yang memicu kontroversi. Salah satunya, Letjen Dudung Abdurachman membuat keputusan mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Ketika itu Rizieq masih menjadi pemimpin Front Pembela Islam (FPI), . Menurut Letjen Dudung Abdurachman, keberaniannya itu sudah seharusnya dimiliki seorang pemimpin.
Bagi Letjen Dudung Abdurachman, pemimpin harus tegas dalam mengambil keputusan. "Ciri pemimpin itu satu, dia harus berani ambil keputusan. Kalau keputusan itu benar berarti bagus, kalau keputusan itu salah, masih bagus daripada tidak berani sama sekali," kata Letjen Dudung Abdurachman.
Letjen Dudung Abdurachman mengatakan, selama menjabat sebagai perwira ia ingin memberikan pengaruh. Letjen Dudung Abdurachman tidak mau hanya duduk menikmati jabatan tanpa memberikan dampak yang berarti.
"Saya pikir apa yang harus saya buat untuk bangsa ini apalagi di DKI Jakarta ini kan barometer. Kalau Jakarta aman, semuanya akan aman," tuturnya.
Selain itu, Letjen Dudung Abdurachman juga tak ingin berada di zona nyaman kepemimpinannya. Bahkan ia mengaku tak takut kehilangan jabatan karena keputusan yang dia ambil.
Letjen Dudung Abdurachman memahami betul setiap tindakannya tentu memiliki risiko. Namun, Letjen Dudung Abdurachman berkeyakinan untuk selalu berani menghadapi risiko. "Saya enggak mau datar-datar saja, saya cari aman saja saya enggak mau. Ah yang penting aman, saya takut dicopot jabatan, saya enggak. Selagi kepentingan saya untuk kepentingan Merah Putih, untuk republik ini, jangan ragu, jangan setengah-setengah, dan jangan main-main," tutur Dudung.
Kepada anak buahnya, Letjen Dudung Abdurachman selalu mengajarkan untuk menjadi petarung yang membela kepentingan rakyat. Dudung mengingatkan bahwa TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Jika seorang prajurit tak bekerja membela rakyat, maka Letjen Dudung Abdurachman menjadi tidak berarti. "Saya ajarkan kepada prajurit Kodam Jaya, kamu harus menjadi petarung, kamu harus jadi jagoan dan kamu harus jadi pemberani. Jangan jadi ayam sayur saya bilang, kalau diadu kalahan, harus jadi jagoan," kata Letjen Dudung Abdurachman.
"Artinya bukan kemudian kita sok jago juga tidak, saya katakan ini kalian pegang teguh 8 Wajib TNI terutama yang ke-8, menjadi contoh dan mempelopori segala usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya kita harus hadir di tengah-tengah mereka rakyat sedang kesulitan, kamu harus hadir," tuturnya.
Biodata singkat Letjen Dudung Abdurachman:
Nama: Dudung Abdurachman
Lahir: 19 November 1965
Tempat kelahiran: Bandung, Jawa Barat
Almamater: Akademi Militer (1988)
Masa dinas: 1988—sekarang
Riwayat pendidikan:
- Akmil (1988)
- Sesarcabif (1988)
- Diklapa-I
- Dik PARA
- Diklapa-II
- Seskoad
- Susdanyon
- Susdandim
- Sesko TNI
- Lemhannas
Itulah profil singkat dan sepak terjang Letjen Dudung Abdurachman. Selamat mengembang amat baru Letjen Dudung Abdurachman!
Selanjutnya: Siang ini, Jokowi akan lantik Panglima TNI, KSAD, Kepala BNPB, dan sejumlah Dubes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News