Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) membuat terobosan dengan melaksanakan lelang jasa konstruksi secara elektronik. Tahap awal, proyek jasa konstruksi yang akan dicoba dilakukan lelang secara elektronik adalah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepala LKPP Agus Prabowo mengatakan, beberapa proyek bakal dilelang secara elektronik antara lain pembangunan trotoar, gorong-gorong serta jalan-jalan di perkampungan. "Sebelum akhir tahun diharapkan sudah dapat dilakukan prosesnya," kata Agus, Kamis (14/4).
Agus mengakui, saat ini masih cukup sulit LKPP menyediakan fasilitas lelang elekteronik untuk jasa konstruksi. Pasalnya, untuk melaksanakan pelelangan jasa konstruksi tidak ada spesifikasi dan harga acuan yang pasti sehingga masih sulit untuk distandarisasikan.
Meski demikian, Agus optimistis lelang proyek DKI bisa menjadi pilot project. Dengan demikian hal ini bisa menjadi pembelajaran dan pelaksanaan lelang elektronik jasa konstruksi menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Selain itu, saat ini LKPP juga tengah membidik barang dan jasa strategis untuk ikut masuk dalam proses lelang elekteronik sehingga pengeluaran kementerian atau lembaga dapat ditekan. Saat ini yang sudah berjalan adalah pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan.
Sejak dua tahun implementasi pelaksanaan lelang elekteronik ini, jumlah kementerian yang memanfaatkan fasilitas ini masih belum maksimal. Yakni hanya baru sekitar 60% dari total kementerian dan lembaga yang ada yang telah bergabung dengan LKPP dalam proses pengadaan barang dan jasanya.
Sementara, untuk pemerintah daerah diperkirakan yang sudah tergabung dengan sistem LKPP dalam proses lelang secara elekteronik ini sekitar 40%. Beberapa daerah yang telah memanfaatkan lelang secara elektronik untuk pengadaan barang dan jasa tersebut adalah, DKI Jakarta dan Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pelaksanaan lelang menggunakan skema yang dimiliki LKPP ini memberikan keuntungan yang banyak. Dia mengatakan, dari sisi kuantitas, proyek yang dilakukan transparan dari sisi jenis maupun harganya. Sedangkan secara kualitas, dapat termonitor sesuai dengan yang diinginkan.
Meski tidak merinci, Suyuti menghitung lelang elektronik tahun lalu mampu menghemat anggaran Rp 22 miliar. "Cukup lumayan penghematannya," kata Haryadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News