kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebaran Jatuh pada 2 atau 3 Mei? Simak Penjelasan Pemerintah dan Muhammadiyah


Sabtu, 30 April 2022 / 09:43 WIB
Lebaran Jatuh pada 2 atau 3 Mei? Simak Penjelasan Pemerintah dan Muhammadiyah


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesudah satu bulan menjalankan ibadah puasa, umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Idul Fitri, terutama di Indonesia. 

Menjelang akhir Ramadhan 1443 H/2022 M tahun ini, umat Muslim masih menunggu penetapan hari raya Idul Fitri jatuh pada tanggal berapa. 

Hal ini karena ada beberapa perhitungan yang menyebutkan penetapan 1 Syawal akan bersamaan antara pemerintah dan Muhammadiyah, 

Lantas, apakah lebaran jatuh pada tanggal 2 atau 3 Mei? 

Baca Juga: Idul Fitri 2022 Tanggal Berapa Menurut Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah?

Berikut ini penjelasan mengenai penetapan hari pertama Idul Fitri menurut Kementerian Agama, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). 

Muhammadiyah 

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Penetapan tersebut sebagaimana tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H. 

Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang berpedoman pada Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. 

Jika dihitung mundur Lebaran yang ditetapkan Muhammadiyah dari hari ini, Jumat (29/4/2022), maka Lebaran 2022 kurang 3 hari lagi. 

Dalam maklumat yang sama, Muhammadiyah mengumumkan penetapan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. 

Pemerintah dan NU 

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menetapkan 1 Syawal 1443 H melalui pemantauan hilal dan sidang isbat pada Minggu, 1 Mei 2022 mendatang. 

Baca Juga: Jokowi Mudik ke Yogyakarta Akan Berlebaran dengan Anak dan Cucu

Sama dengan Kemenag, Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode Rukyat atau Rukyatul Hilal dan Hisab untuk menentukan 1 Ramadhan atau 1 Syawal. 

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, sidang isbat akan mempertimbangkan hasil hisab (perhitungan astronomis) dan hasil konfirmasi rukyatul hilal (pemantauan hilal). 

Meski begitu, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat mendatang sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, yakni ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. 




TERBARU

[X]
×