Sumber: Kompas.co | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fachri Ali, menilai, demokrasi Indonesia telah dibajak partai politik (parpol) yang melanggengkan sistem dinasti. Parpol tersebut, di antaranya, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Untuk membuktikan perlawanan terhadap politik dinasti, PDI Perjuangan harus mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres)-nya. "Kalau misalnya demokrasi tidak mau dibajak parpol, maka harus dilakukan penolakan terhadap sistem dinasti dalam parpol. Kalau mau hapus sistem dinasti di PDI Perjuangan, maka Jokowi yang harus maju (jadi capres)," ujar Fachri di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Ia mengatakan, jika PDI Perjuangan berani memunculkan Jokowi sebagai capresnya, maka pengaruh keturunan Soekarno pada partai itu semakin berkurang. "Itu karena semua orang berkonsentrasi pada Jokowi," kata dia.
Menurut Fachri, kader-kader PDI Perjuangan pun menyadari popularitas Jokowi. Bahkan, lanjut Fachri, popularitas Gubernur DKI Jakarta itu melebihi popularitas Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sebelumnya, Fachri mengatakan, demokrasi di Indonesia dibajak oleh politik dinasti yang diterapkan banyak parpol. Menurut dia, politik dinasti tidak hanya dilakukan Parta Golkar seperti yang gencar dibicarakan belakangan. Ia mengatakan, politik dinasti juga diterapkan PDI Perjuangan, Partai Demokrat, dan bahkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Di PKB, Muhaimin yang mengembuskan dinasti," katanya. (Deytri Robekka Aritonang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News