kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usung Ical, Golkar diprediksi kalah


Minggu, 17 November 2013 / 16:12 WIB
Usung Ical, Golkar diprediksi kalah
ILUSTRASI. Dapatkan cashback 30% saat mengisi pulsa XL Prioritas dengan GoPay.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Partai Golongan Karya (Golkar) diprediksi pada Pemilihan Presiden 2014 bakal mengulang nasib serupa seperti pada 2009 silam. Prediksi itu, diyakini bakal terjadi kalau partai berlambang pohon beringin itu tetap ngotot mengusung ketua umumnya, Aburizal Bakrie, sebagai calon presiden.

Setidaknya, itu menjadi prediksi yang diyakini CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP) Usman Rachman, dalam jumpa pers hasil survei "Dinamika Elektabilitas Calon Presiden Partai Golkar Menjelang Pemilu 2014", di Hotel Century, Jakarta, Minggu (17/11).

Usman mengatakan, pada pemilu 2004, Golkar berhasil keluar sebagai pemenang pemilu legislatif tetapi calon presiden yang diusungnya gagal memenangi pemilihan presiden. "Pemenang pemilihan presiden justru berasal dari partai menengah yang kreatif memunculkan calon presidennya," ujar Usman.

Usman mengatakan, Partai Golkar tidak kekurangan kader yang dapat dimunculkan sebagai calon presiden alternatif baik dari tokoh senior maupun kalangan muda.

"Golkar tidak mengandalkan individu, memiliki kekuatan tidak lekang oleh siapa pun, punya kemampuan bertahan di parlemen, dan mampu meraup suara besar di era reformasi," kata Usman.

Sementara di sisi lain, kata Usman, elektabilitas calon presiden partai Golkar Aburizal Bakrie terlihat stagnan. Pada November 2012 sebesar 7,1%; Maret 2013 sebesar 10,6%; Juli 2013 sebesar 9,5% dan November 2013 sebesar 9,2%.

Survei LKP memperlihatkan Aburizal Bakrie lebih dikenal sebagai seorang pengusaha (36,5 persen) dan sebagai calon presiden (34,9 persen) ketimbang sebagai Ketua Umum Partai Golkar (19,9 persen).

"Kurang berhasilnya ARB mengasosiasikan dirinya dengan jabatan sebagai ketua umum Partai Golkar diperparah dengan isu lumpur Lapindo yang hingga kini masih sering menjadi wacana publik. Isu Lapindo seakan menjadi kerikil tajam yang menganggu pencapresan ARB," kata Usman.

Usman mengungkapkan diperlukan peluang munculnya calon presiden alternatif dari partai Golkar untuk memenangkan persaingan di 2014. "Kalau Pencapresan ARB harus konsolidasi dalam jangka pendek, kalau tidak cari capres alternatif," katanya.

Hasil survei elektabilitas tokoh Partai Golkar sebagai calon presiden 2014-2019 antara lain Aburizal Bakrie (19,6%); Rahasia (17,7%); Jusuf Kalla (15,2%); Priyo Budi Santoso (13,9%); Akbar Tandjung (7,9%); Fadel Muhammad (6,7%); tidak memilih (5,9%); Agung Laksono (4,2%); Idrus Marham (3,5%); Sharif C Sutardjo (2%); Theo L Sambuaga (1,7%); Hajriyanto Y Thohari (1,5%); Setya Novanto (0,2%).

LKP menggelar survei dengan jumlah sampel 1070 di 34 provinsi. Survei dilakukan pada 1 November-10 November 2013 melalui teknik sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling). Margin of error ± 3 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara responden. (Ferdinand Waskita/Tribunnes.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×