kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.240   -77,00   -0,47%
  • IDX 6.838   6,12   0,09%
  • KOMPAS100 989   0,35   0,04%
  • LQ45 760   -0,72   -0,10%
  • ISSI 223   0,28   0,13%
  • IDX30 391   -0,86   -0,22%
  • IDXHIDIV20 456   -0,29   -0,06%
  • IDX80 111   0,02   0,02%
  • IDXV30 112   -0,22   -0,20%
  • IDXQ30 127   0,02   0,01%

Laporan SEA e-Conomy sebut nilai ekonomi digital Indonesia tembus US$ 70 miliar


Rabu, 17 November 2021 / 11:48 WIB
Laporan SEA e-Conomy sebut nilai ekonomi digital Indonesia tembus US$ 70 miliar
ILUSTRASI. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, dan Bain, ekonomi digital Indonesia tumbuh 11% di tengah kondisi pandemi dibanding tahun 2019.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Laporan SEA e-Conomy tahun 2021 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan pertumbuhan yang kuat di semua sektor ekonomi digital Indonesia dengan sektor e-commerce yang tumbuh 52% year on year (yoy) masih menjadi pendorong utama.

Dalam laporan tahunan keenam yang berjudul “Roaring 20s: The SEA Digital Decade”, ekonomi internet Indonesia secara keseluruhan memiliki Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$ 70 miliar pada tahun 2021 dan diperkirakan naik dua kali lipat menjadi US$ 146 miliar hingga tahun 2025.

Laporan dua tahunan ini yang disusun menggunakan data dari Google Trends, insight dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company, selain informasi dari kalangan industri dan wawancara dengan para ahli, juga menyoroti perekonomian enam negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

Pada 2021, semua negara yang tercakup dalam laporan ini mengalami pertumbuhan dua digit dan Indonesia menyumbang 40% dari total GMV di kawasan ini sebesar US$ 70 miliar.

Baca Juga: Transaksi kantor cabang semakin berkurang, ini yang dilakukan BNI

GMV e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dari US$ 35 miliar pada 2020 menjadi US$ 53 miliar pada 2021 dan CAGR diproyeksikan naik 18% menjadi US$ 104 miliar hingga tahun 2025.

“Penambahan 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi juga mendorong pertumbuhan yang lebih besar di sektor e-commerce dengan 72% di antaranya berasal dari wilayah non-kota besar besar,” kata Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (17/11).

Ia menambahkan, dengan volume penelusuran di Google untuk pertanyaan seputar pedagang naik 18 kali lipat sejak 2017 atau tertinggi di antara enam negara Asia tenggara, tidaklah mengherankan jika e-commerce merupakan segmen ekonomi digital Indonesia yang terbesar dan tumbuh paling cepat.

Tercatat, sektor transportasi dan makanan tumbuh 36% (yoy) dari GMV sebesar US$ 5,1 miliar pada 2020 menjadi US$ 6,9 miliar pada 2021 dan diperkirakan mencapai US$ 16,8 miliar hingga 2025 dengan CAGR 25%.

Baca Juga: Kemendag targetkan 1 juta pedagang pasar rakyat terdigitalisasi

Sektor media online tumbuh 48% (yoy) dari US$ 4,3 miliar menjadi US$ 6,4 miliar selama periode yang sama dan diperkirakan tumbuh menjadi US$ 15,8 miliar hingga 2025 dengan CAGR 26%.

“Pada 2021, 55% pengguna baru layanan transportasi online di Asia Tenggara memakai layanan ini setidaknya seminggu sekali dibanding 38% pelanggan lama. Senang rasanya melihat sektor transportasi perlahan mulai pulih dan sebagian besar didorong oleh para pengguna baru,” tambah Randy.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×