kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.866   34,23   0,50%
  • KOMPAS100 996   6,93   0,70%
  • LQ45 766   5,26   0,69%
  • ISSI 223   0,95   0,43%
  • IDX30 395   2,65   0,68%
  • IDXHIDIV20 458   2,37   0,52%
  • IDX80 112   0,85   0,77%
  • IDXV30 113   0,20   0,17%
  • IDXQ30 128   0,82   0,64%

Laporan SEA e-Conomy sebut nilai ekonomi digital Indonesia tembus US$ 70 miliar


Rabu, 17 November 2021 / 11:48 WIB
Laporan SEA e-Conomy sebut nilai ekonomi digital Indonesia tembus US$ 70 miliar
ILUSTRASI. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, dan Bain, ekonomi digital Indonesia tumbuh 11% di tengah kondisi pandemi dibanding tahun 2019.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

Di Indonesia, meskipun sektor perjalanan online cukup lambat untuk pulih, sektor ini mencatatkan pertumbuhan 29% selama 2020 dari GMV sebesar US$ 2,6 miliar menjadi US$ 3,4 miliar pada 2021. Sektor ini diperkirakan pulih dalam jangka menengah hingga panjang dan diprediksi tumbuh mencapai US$ 9,7 miliar dengan CAGR 30% hingga tahun 2025.

Selain memberikan pandangan 10 tahun ke depan hingga 2030 untuk pertama kalinya, laporan ini juga menyoroti bahwa kawasan ini sedang bergerak menjadi perekonomian digital senilai US$ 1 triliun (dalam GMV) yang dipimpin oleh sektor e-commerce dan toserba online. Pada 2030, Indonesia diperkirakan tumbuh 5 kali lipat menjadi ekonomi digital senilai US$ 330 miliar.

Lebih lanjut, untuk pertama kalinya, laporan ini mencantumkan bagian khusus yang membahas sektor UKM di Asia Tenggara. Survei dilakukan dengan 3.000 pedagang digital (digital merchant) di enam negara untuk mengetahui cara mereka menggunakan platform digital dan layanan keuangan guna melewati pandemi. Alhasil, 28% pedagang di Indonesia mengatakan mereka tidak akan bertahan tanpa berjualan di platform digital.

“Indonesia terus menarik perhatian di Asia Tenggara sebagai rumah bagi salah satu ekosistem digital paling dinamis.” kata Willy Chang, Associate Partner di Bain & Company.

Menurutnya, penerapan berkelanjutan dan investasi pada faktor-faktor pendukung utama seperti pembayaran digital, kredit konsumen, termasuk produk buy now pay later (BNPL), dan last mile logistic akan membantu meningkatkan penetrasi digital secara keseluruhan di kalangan konsumen dan UKM.

Baca Juga: Simak outlook pasar saham dan kondisi ekonomi tahun 2022 dari Danareksa Investment

Indonesia telah menjadi tujuan investasi terpopuler di kawasan Asia Tenggara dan terus menarik modal global terlepas dari kondisi pasar yang tidak menentu. Aktivitas kesepakatan investasi mengalami kebangkitan yang sangat kuat di paruh pertama 2021 dengan 300 kesepakatan senilai US$ 4,7 miliar di semester 1 2021, dibandingkan 437 kesepakatan senilai US$ 4,4 miliar di sepanjang tahun 2020.

Nilai kesepakatan di semester 1 2021 saja telah melampaui total empat tahun terakhir. Secara regional, tahun ini ada 23 unicorn teknologi konsumen, di mana 7 di antaranya berasal dari Indonesia dan sudah ada beberapa yang berencana untuk IPO dalam waktu dekat.

Fock Wai Hoong, Managing Director, Investment (Telecommunications, Media & Technology and South East Asia), dari Temasek mengaku sangat optimistis dengan potensi pertumbuhan ekonomi internet Indonesia yang didorong oleh basis pengguna yang sangat besar, sangat antusias, dan telah mengadopsi layanan digital selama pandemi.

“Kami berharap dapat meningkatkan investasi kami di berbagai perusahaan digital terbaik di Asia Tenggara dan menggunakan modal kami untuk mengatalisasi solusi yang akan menciptakan kemakmuran berkelanjutan bagi bisnis dan komunitas,” imbuh dia.

Selanjutnya: Peningkatan penjualan sepeda motor turut mendongkrak kinerja FIF Group

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×