kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Lakukan cuci darah, pasien JKN-KIS cukup lakukan finger print


Senin, 13 Januari 2020 / 13:20 WIB
Lakukan cuci darah, pasien JKN-KIS cukup lakukan finger print
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris (tengah) meninjau pelayanan cuci darah di klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta, Senin (13/1).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

Berdasarkan data BPJS Kesehatan, terdapat  715 rumah sakit dan 47 klinik yang melayani layanan cuci darah atau hemodialisis. Menurut Fahmi, semua faskes tersebut sudah menggunakan finger print.

“Jadi memang kita minta 1 Januari, bukan hanya klinik tapi juga rumah sakit untuk menyiapkan alat finger printnya. Sehingga setiap kali [pasien] datang langsung direkam, sehingga mereka tidak perlu lagi balik ke puskesmas. Jadi datang ke sini tanpa harus membawa surat rujukan,” jelas Fachmi.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Mulai Membayar Tagihan Klaim

Lebih lanjut, setiap tahunnya BPJS Kesehatan mengeluarkan dana yang cukup besar untuk layanan cuci darah ini. Di 2018, dana yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk layanan cuci darah sebesar Rp 4,81 triliun dengan jumlah kasus sebanyak 4,90 juta.

Angka tersebut meningkat setiap tahunnya, dimana di 2017 biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4,03 triliun dengan jumlah kasus 4,12 kasus, di 2016 sebanyak Rp 3,46 triliun dengan jumlah kasus 3,41 juta kasus dan di 2015 sebanyak Rp 2,84 triliun dengan jumlah kasus 2,74 triliun.

Direktur Klinik Hemodialisis Tidore Andreas Japar mengaku umumnya biaya cuci darah bisa mencapai Rp 900.000 hingga Rp 1 juta untuk satu kali layanan cuci darah. Dia mengatakan, biasanya Klinik Hemodialisis Tidore bisa melayani pasien hingga 20 pasien per hari dimana kapasitasnya mencapai 24 pasien per haru.

Menurut Andreas, kebanyakan pasien cuci darah di klinik tersebut merupakan peserta JKN-KIS. Pasien JKN-KIS pun biasanya mendapatkan layanan ini sebanyak 2 kali seminggu dengan waktu 5 jam setiap kali cuci darah.

Baca Juga: Tingkatkan layanan, BPJS Kesehatan terus kembangkan aplikasi mobile JKN

Dengan adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan per 2020, Andreas pun berharap pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan akan lebih cepat dilakukan. Namun, dia menjamin mereka akan tetap menjaga kualitas pelayanan kepada peserta.

“Dengan adanya kenaikan iuran, kami berharap kami bisa dibayar  lebih cepat.  Yang kedua, tentu dari awal kami mengutamakan mutu, supaya pasien itu bisa kami rawat dengan baik, dan bisa bertahan lama umurnya. Jadi kami tidak sembarangan memiliki klinik ini, Dari peralatan yang cukup canggih, sumber daya manusia nya yang terlatih dan bersertifikat, yang ketiga sop-nya kami jalankan dengan sungguh-sungguh,” kata Andreas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×