kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dilakukan di Indonesia, Ini Penjelasan Menkes


Jumat, 09 Mei 2025 / 14:52 WIB
Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dilakukan di Indonesia, Ini Penjelasan Menkes
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, fakta menunjukkan bahwa TBC menjadi penyakit menular pembunuh nomor satu di Indonesia. Sebab, lebih dari 100.000 orang meninggal akibat TBC setiap tahunnya.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka suara soal alasan Indonesia menjadi salah satu dari beberapa negara yang terlibat dalam uji klinis tahap tiga vaksin tuberkulosis (TBC) yang dibuat Bill Gates lewat Gates Foundation. 

Budi menjelaskan, penyakit menular seperti cacar dan Covid-19 bisa ditekan karena adanya vaksin.

Di satu sisi, fakta menunjukkan bahwa TBC menjadi penyakit menular pembunuh nomor satu di Indonesia. Sebab, lebih dari 100.000 orang meninggal akibat TBC setiap tahunnya.

“Ini lebih banyak dari Covid-19 kalau dijumlah dalam lima tahun terakhir,” ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/5) malam.

Baca Juga: Prabowo: Bill Gates Kembangkan Vaksin TBC, Indonesia Jadi Lokasi Uji Coba

Budi menambahkan, uji klinis penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin pada populasi lokal. 

"Kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita. Karena itu tergantung genetiknya juga,” kata Budi.

Menurutnya, partisipasi dalam uji klinis ini juga membuka akses langsung terhadap teknologi dan pengetahuan terbaru mengenai vaksin, yang bisa didapat oleh ilmuwan Indonesia.

Budi bilang, kerja sama ini melibatkan berbagai institusi riset dan universitas seperti Universitas Indonesia dan Univesitas Padjajaran. Dengan menjadi bagian dari proses pengembangan, Indonesia berkesempatan untuk memproduksi vaksin yang tengah dikembangkan.

“Nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma,” ujar Budi.

Budi mengatakan, proses uji klinis telah berjalan sekitar enam bulan. Diperkirakan hasil sementara atau interim report akan keluar pada tahun 2026.

"Ada interim report dulu, dilihat hasilnya bagus apa nggak. Kemudian ada final report. Yang saya lihat di jadwal 2026 ada interimnya,” tutur Budi.

Baca Juga: Ini Tiga Kandidat Vaksin TBC di Indonesia, Ada dari AS, China dan Jerman

Selanjutnya: Puradelta Lestari (DMAS) Catat pendapatan Rp 508 Miliar pada Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: 5 Strategi Cerdas Mengelola Keuangan saat Dana Darurat Habis di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×