Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Kehutanan menggandeng Muhammadiyah dalam program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+). Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yakin keterlibatan Muhammadiyah nantinya bisa membantu pemerintah memuluskan upaya pengurangan emisi karbon sebesar 26%.
"Mereka memiliki umat yang mendengarkan ucapan dai dan lembaganya. Misalnya memberikan himbauan untuk tidak melakukan pembakaran, penyuluhan dan lain-lain," kata Zulkifli, usai menandatangani nota kesepakatan program pengurangan emisi selama empat tahun, Rabu (15/6).
Zulkifli meminta Muhammadiyah melibatkan seluruh unsur organisasinya dalam melestarikan lingkungan hidup, mulai dari pesantren, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. Nantinya, unsur organisasi Muhammadiyah akan membuat kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pertukaran informasi sumber daya hutan di daerah.
"Karena kami komitmennya menurunkan emisinya sebesar 26% sampai tahun 2020, dimana sebesar 14% berasal dari sektor kehutanan dan 12% sisanya dari sektor lainnya. Untuk bisa mewujudkan itu maka diperlukan keterlibatan semua pihak," tegasnya.
Disamping itu, Zulkifli mengatakan sumber daya manusia di Muhammadiyah perlu ditingkatkan supaya mampu memberikan pemahaman lingkungan kepada masyarakat. "Ini merupakan langkah yang tepat, karena mereka kan memiliki lembaga pendidikan serta dai yang bisa memberikan penyuluhan tentang kelestarian lingkungan," jelasnya.
Zulkifli memaparkan manfaat menjaga hutan sangat tinggi. Dia menjelaskan, hutan berfungsi sebagai penyangga sistem kehidupan, pengatur tata air, sumber penghidupan masyarakat terutama yang tinggal di sekitar hutan, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa untuk pembangunan nasional dan penggerak perekonomian di daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin menuturkan, pihaknya sangat peduli dalam pelestarian lingkungan. Dia mengatakan, pelestarian hutan sejalan dengan ajaran Islam yang menyatakan kerusakan hutan akan mendatangkan azab dari Allah. Azab tersebut, katanya, tidak hanya merupakan bencana alam, tapi krisis energi, pangan, serta keuangan.
"Krisis ini akan membuat kerusakan besar bagi umat. Siapa yang merusak, maka akan ada akibatnya. Untuk itu, kita harus bersama-sama menjaganya," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News