kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

KPK akan pantau penggunaan dana REDD+


Kamis, 19 Mei 2011 / 17:19 WIB
KPK akan pantau penggunaan dana REDD+
ILUSTRASI. Obat flu favipiravir dengan nama dagang Avigan buatan Fujifilm kini masuk tahap ujicoba klinik pada pasien Covid-19. Sebelumnya favipiravir juga digunakan mengobati ebola.


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can

JAKARTA. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M. Jasin menyatakan, hibah dana REDD+ dari Norwegia sebesar US$ 1 milair sebaiknya dimasukkan ke dalam APBN. Tujuannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan agar pengelolaannya lebih transparan.

"Kalau on budget itu masuk di dalam APBN sehingga setiap penggunaannya bisa di pantau, baik oleh legislatif maupun masyarakat," ujar Jasin, Kamis (19/5).

Jasin menilai potensi penyimpangan penggunaan dana sebesar itu cukup tinggi. Menurutnya, penyimpangan bisa terjadi dengan berbagai modus seperti kegiatan fiktif dan kongkalingkong dengan pihak pemberi dana untuk maksud-maksud tertentu. "Misalnya lobi-lobi politik untuk mendapatkan katakanlah,konsensi pembukaan lahan atau izin pertambangan," lanjutnya.

Jasin memastikan, KPK akan memantau penggunaan dana REDD+. Dia juga berharap masyarakat turut memantau pemakaian dana tersebut. "Kalau diketahui adanya penyimpangannya dilaporkan ke penegak hukum,"imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×