kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Kunjungan Turis China Tersendat, Devisa Pariwisata Tak Akan Maksimal


Kamis, 05 Oktober 2023 / 19:48 WIB
Kunjungan Turis China Tersendat, Devisa Pariwisata Tak Akan Maksimal
Wisatawan mancanegara menikmati suasana objek wisata Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan tren yang manis sejak tahun lalu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah kunjungan wisman dari Januari 2023 hingga Agustus 2023, sebanyak 7,43 juta.

Jumlah tersebut meningkat 166,12% yoy bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Bahkan, jumlah kunjungan wisman selama delapan bulan pertama tahun ini, sudah melampaui jumlah sepanjang tahun 2022 yang sebesar 5,88 juta kunjungan.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara tersebut akan membawa pemasukan berupa devisa.

Baca Juga: Indonesia Berpotensi Raup Devisa hingga US$ 12,3 Juta dari Naiknya Kunjungan Wisman

Namun, ia memberi catatan, bahwa devisa yang masuk belum akan maksimal. Mengingat, kondisi yang terjadi di China.

"Turis dari China menjadi salah stau penyumbang devisa terbesar. Namun, kondisi negaranya belum pulih sehingga kunjungan dari China juga akan terhambat," ungkap David kepada Kontan.co.id, Kamis (5/10).

Dengan kondisi tersebut, David memperkirakan devisa pariwisata pada sepanjang tahun ini akan berada di kisaran US$ 12 miliar hingga US$ 14 miliar.

Cukup besar, tetapi belum akan kembali ke posisi pra pandemi Covid-19. Sebelum wabah tersebut, Indonesia bisa meraup devisa sekitar US$ 16 miliar hingga US$ 17 miliar.

David pun menyarankan, untuk memaksimalkan devisa pariwisata Indonesia bisa mengoptimalkan kunjungan wisman dari negara-negara tetangga.

"Bila turis China masih susah masuk ke Indonesia, bisa mengoptimalkan negara tetangga, seperti negara-negara ASEAN," tandas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×