kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia Berpotensi Raup Devisa hingga US$ 12,3 Juta dari Naiknya Kunjungan Wisman


Kamis, 05 Oktober 2023 / 18:39 WIB
Indonesia Berpotensi Raup Devisa hingga US$ 12,3 Juta dari Naiknya Kunjungan Wisman
ILUSTRASI. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan tren naik sejak tahun lalu. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan tren naik sejak tahun lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah kunjungan wisman dari Januari 2023 hingga Agustus 2023, sebanyak 7,43 juta.

Jumlah tersebut meningkat 166,12% bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. 

Bahkan, jumlah kunjungan wisman selama delapan bulan pertama tahun ini, sudah melampaui jumlah sepanjang tahun 2022 yang sebesar 5,88 juta kunjungan. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, tren peningkatan jumlah wisman tersebut merupakan hal yang baik. 

Baca Juga: Ekonom: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah akan Berimbas Pada APBN 2023

"Karena ini akan menimbulkan potensi devisa, yang diperoleh dari konsumsi wisatawan asing di Indonesia," terang Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (5/10). 

Josua mengutip data dari BPS. Pada tahun 2022, turis asing yang melancong ke Indonesia rata-rata mengeluarkan US$ 1.448 per orang per kunjungan. 

Bila pada tahun ini kunjungan wisman sesuai dengan target pemerintah, yaitu 8,5 juta, dengan menggunakan rata-rata konsumsi tahun lalu, maka potensi devisa yang diperoleh Indonesia sekitar US$ 12,3 miliar. 

Ia melihat peluang dari perolehan devisa tersebut. Kata Josua, ini bisa mengurangi defisit transaksi berjalan Indonesia, khususnya dari sektor jasa. 

Selain itu, pengeluaran wisatawan mancanegara juga memberi dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia, terutama di daerah-daerah yang menjadi destinasi pariwisata. 

Baca Juga: Modal Asing Keluar, Cadangan Devisa Diproyeksi Turun pada September 2023

"Bisa dirasakan dari berkembangnya sektor akomodasi serta industri pendukung lainnya, seperti jasa tur, penyewaan kendaraan, restoran, dan ekonomi kreatif," tambah Josua. 

Josua juga optimistis, perkembangan manis ini akan mendorong kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. 

"Pada tahun 2022, kontribusinya 3,6%. Maka pada tahun ini bisa meningkat dari jumlah kontribusi tersebut," tandas Josua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×