kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

KSAD: Saya ksatria dan bukan pengkhianat


Selasa, 22 Juli 2014 / 11:00 WIB
KSAD: Saya ksatria dan bukan pengkhianat
ILUSTRASI. Promo Tiket.com 15-28 Feb 2023, Dapatkan Diskon Hotel di Banten Hingga 20%


Sumber: Kompas.com | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman membantah isu bahwa rencana diberhentikan dirinya sebagai KSAD lantaran terindikasi terlibat politik praktis. Budiman memastikan dirinya tidak pernah terlibat politik, khususnya pada Pemilu Presiden 2014.

"Tidak sama sekali. Saya tidak pernah melakukan hal-hal itu. Saya adalah kesatria dan bukan tipe pengkhianat. Saya hanya berjalan di garis yang lurus dan benar, itu saja," ucap Budiman seusai apel siaga dalam rangka pengamanan Pilpres 2014 di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Budiman enggan menjelaskan ihwal rencana pergantian KSAD yang terkesan mendadak. Budiman baru akan memasuki masa pensiun pada September 2014. "Saya belum tahu apa-apa. Itu baru penyampaian berita oleh Panglima TNI dan belum ada surat apa-apa. Tidak tahulah pokoknya," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan kemarahannya di hadapan 200 perwira tinggi TNI/Polri dalam pertemuan di Kementerian Pertahanan, Senin (2/6/2014). Presiden menyebut, ada jenderal aktif yang tidak netral menghadapi Pilpres 2014. Presiden berkali-kali menggelengkan kepalanya.

Informasi tersebut, ungkap Presiden, bukanlah fitnah belaka lantaran dirinya sudah meminta agar informasi itu benar-benar dicek kebenarannya. Dari informasi itu, Presiden juga menyindir adanya jenderal aktif yang tidak lagi loyal kepada Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.

"Bahkan, ditambahkan, tidak perlu mendengar Presiden kalian. Kan itu Presiden 'kapal karam', lebih baik cari presiden baru yang bersinar. Dalam negeri yang kita cintai, kata-kata ajakan seperti itu hanyalah sebuah godaan," ucap Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×