Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Setelah menjalani pembaruan tahun 1989, lebih dua puluh tahun kemudian kapal itu kembali dimodernisasi di Korea Selatan yang selesai pada Februari 2012, di mana sebagian besar struktur atasnya diganti, dan persenjataan, sonar, radar, dan sistem kendalinya diperbarui.
Setelah pembaruan di di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Korea Selatan itu, Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan pada empat target berbeda, dan juga mampu meluncurkan rudal anti-kapal seperti Exocet atau Harpoon.
Baca juga: Berawal dari latihan tembak torpedo, ini kronologi tenggelamnya KRI Nanggala-402
Kedalaman menyelamnya yang aman ditingkatkan menjadi 257 meter (843 kaki), dengan kecepatan tertinggi ditingkatkan dari 21,5 knot (39,8 km / jam) menjadi 25 knot (46 km / jam).
Menurut data Jane's Information Group, daya tahannya di dalam air sekitar 50 hari. "Saudara kembar" Nanggala 402, KRI Cakra-401, adalah kapal selam U-209/1300 kedua yang dibeli Indonesia dari Jerman.
KRI Nanggala-402, namanya diambil dari senjata pewayangan, memiliki dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter, dengan mesin diesel elektrik. Kapal selam andalan Indonesia itu bisa dilengkapi dengan 14 buah torpedo 21 inci/533 mm dalam 8 tabung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KRI Nanggala-402, Tipe Kapal Selam Non-Nuklir Terlaris Buatan Jerman",
Editor : Aditya Jaya Iswara
Selanjutnya: Di kedalaman 830 meter, KRI Nanggala-402 terbelah jadi 3 bagian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News