CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

KPU:Rekapitulasi curang paling rentan di Kecamatan


Sabtu, 12 Juli 2014 / 13:00 WIB
KPU:Rekapitulasi curang paling rentan di Kecamatan
ILUSTRASI. BMKG Mencatat Gempa Magnitudo 4,0 di Kota Jayapura


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Proses rekapitulasi surat suara Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 tengah berlangsung. Banyak pihak yang menyerukan agar jalannya rekapitulasi diawasi  ketat untuk meminimalisir kecurangan. Namun, di manakah risiko kecurangan yang mungkin terjadi selama rekapitulasi mulai dari tingkat kelurahan hingga KPU nasional?

Anggota Komisioner KPU Kabupaten Kulon Progo, Marwanto, menyebut penyelewengan suara bisa terjadi di semua level. Akan tetapi, paling rentan adalah pada level kelurahan dan kecamatan. Apa sebabnya? Menurut dia, form C1 dan form D merupakan data dasar yang menjadi acuan penting.

Nah, kecurangan bisa terjadi ketika proses rekapitulasi baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan minim saksi. "Bisa saja terjadi celah bagi pelanggaran. Jadi dua  belah pihak harus ada saksi," tuturnya. Karena saksi masing-masing capres merupakan kunci, integritas saksi jadi hal yang penting. Alasannya, jika saksi "dibeli" maka salah  satu pihak yang berkepentingan bisa mendekati pengawas dan KPU untuk melakukan kecurangan.

Untuk mencegah hal itu, KPUD sendiri berinisiatif membuka seluasnya akses bagi masyarakat untuk memantau rekapitulasi. Salah satu caranya dengan menggelar perhitungan  suara di balai desa dan kecamatan. Marwanto berujar, saat rekapitulasi mulai dari TPS, Kelurahan, kecamatan hingga kabupaten harus mudah dilihat langsung dan tidak tertutup  bagi masyarakat. Mulai dari tingkat TPS penghitungan pun diupayakan tidak sampai malam.

Partai Amanat Nasioal (PAN) sebagai partai pengusungan pasangan Prabowo-Hatta juga telah menginstruksikan pengawalan rekapitulasi surat suara. Wakil Ketua PAN, Drajad  Wibowo, mengaku memperoleh data dari tiga sumber yakni lembaga hitung cepat, saksi PKS dan hasil cross check yang dilakukan oleh sejumlah gubernur pendukung Prabowo  Hatta.

Dradjad bilang, PKS, yang juga anggota koalisi pendukung Prabowo Hatta memegang salinan C1 di sejumlah daerah. "Jadi supaya data C1 tidak hilang dan dipakai  dengan benar, kita akan mengkomparasi dengan salinan C1 yang dimiliki PKS. C1 ini basic sehingga data yang berlainan dengannya akan otomatis gugur," ujarnya. Jika hasil  rekapitulasi KPU nasional berlainan dengan hasil C1, Koalisi Merah Putih berencana melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×