kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korban paling banyak berasal dari Desa Granggan


Jumat, 05 November 2010 / 13:07 WIB
Korban paling banyak berasal dari Desa Granggan
ILUSTRASI. Akuarium berdekorasi hardscape


Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can

JAKARTA. Gunung Merapi kembali memakan korban. Wakil Kepala Polisi Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Pol Tjiptono mengungkapkan sudah ada 52 korban tewas akibat letusan Merapi yang memuntahkan awan panas (wedhus gembel) sejak Kamis tengah malam sekitar pukul 00.00 Wib.

Dari jumlah itu mayoritas korban tewas dari desa Granggan. "Ada 22 orang yang tewas dari sana," tutur perwira menengah itu kepada Tribunnews, Jumat (5/11). Sementara sisanya berasal dari desa-desa lain di sekitar lokasi seperti Kepuharjo.

Tjiptono mengatakan dua desa itu menjadi daerah yang paling parah kerusakannya akibat letusan Merapi. Dia mengatakan Merapi sudah mulai mengeluarkan suara gemuruh dan petir sejak pukul 19.00 WIB. Setelahnya, Merapi pun meletus dan mengeluarkan bahan material seperti abu, debu vulkanik, dan lainnya.

Polisi dan relawan telah menyelesaikan proses evakuasi terhadap warga pagi ini. Sekitar 200 warga dari Jambon dan Granggan telah dievakuasi untuk menghindari awan panas dan letusan merapi yang kemungkinan akan kembali terjadi.

Pasalnya, jarak mereka masih riskan untuk dapat terkena awan panas dan muntahan material lainnya dari Merapi jika gunung paling aktif di dunia itu kembali meletus. Para warga kini sudah ditempatkan di stadion Mugoharjo. (Vanroy Pakpahan/Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×