kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontroversi vaksin nusantara, 46 tokoh bakal dukung BPOM


Sabtu, 17 April 2021 / 09:52 WIB
Kontroversi vaksin nusantara, 46 tokoh bakal dukung BPOM
ILUSTRASI. Kepala Badan POM Penny Kusumastuti Lukito


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 46 orang tokoh dari berbagai latar belakang dikabarkan akan menyampaikan dukungan terhadap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kontroversi vaksin Nusantara, Sabtu (17/4). 

Sebelumnya, BPOM diketahui tidak memberikan izin atau Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) fase kedua kepada vaksin Nusantara. Namun, uji klinik itu tetap dilanjutkan pihak tim peneliti vaksin itu. 

"Sejauh ini ada 46 nama (yang akan menyampaikan dukungan)," kata Alif Iman Nurlambang selaku narahubung acara tersebut saat dihubungi Kompas.com, hari ini. 

Alif bilang, tokoh-tokoh yang akan menyampaikan dukungan itu antara lain mantan Wakil Presiden Boediono, mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. 

Selain dari kalangan mantan pejabat, tokoh lain yang akan menyampaikan dukungan juga dari kalangan akademisi, budayawan, hingga pekerja seni. 

Alif menyebut nama Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra, sosiolog Imam Prasodjo, serta sutradara Joko Anwar. 

Selain nama-nama itu, dia belum mau membeberkan secara lengkap latar belakang para tokoh dalam menyampaikan dukungan terhadap BPOM. "Tapi, bila boleh mendahului beliau-beliau, singkatnya menghentikan keributan yang tak perlu akibat tekanan terhadap BPOM terkait vaksin Nusantara," kata Alif. 

Baca Juga: Soal vaksin nusantara, Kepala BPOM: Saya tidak mau komentari lagi

Kontroversi mengenai vaksin Nusantara muncul ke permukaan setelah uji klinik fase kedua vaksin Nusantara tetap dilanjutkan meski belum mendapatkan izin atau Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) dari BPOM. 

Sejumlah anggota Komisi IX DPR RI menjadi relawan dalam pengembangan vaksin. Sampel darah mereka diambil di RSPAD Gatot Soebroto, Rabu lalu. 
Sementara berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4% relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2. 

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, relawan mengalami kejadian yang tidak diinginkan pada kelompok vaksin dengan kadar adjuvant 500 mcg. "Dan lebih banyak dibandingkan pada kelompok vaksin dengan kadar adjuvant 250 mcg dan tanpa adjuvant," kata Penny, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu. 

Penny menambahkan, KTD pada relawan antara lain nyeri lokal, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri kepala, penebalan, kemerahan, gatal, ptechiae, lemas, mual, demam, batuk, pilek dan gatal.

Menurut Penny, KTD grade 3 terjadi pada pada 6 subjek. Rinciannya, satu subjek mengalami hipernatremi, dua subjek mengalami peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN) dan tiga subjek mengalami peningkatan kolesterol. 

Dia menjelaskan, KTD grade 3 merupakan salah satu kriteria untuk menghentikan pelaksanaan uji klinik sebagaimana tercantum pada protokol. Namun, tim peneliti tidak melakukan penghentian uji klinik. (Ardito Ramadhan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kontroversi Vaksin Nusantara, 46 Tokoh Akan Sampaikan Dukungan kepada BPOM".

Selanjutnya: Disuntik vaksin nusantara, Aburizal Bakrie yakin dengan Terawan & pernah utang nyawa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×