kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Kontribusi Indonesia bagi perekonomian global naik


Senin, 15 Oktober 2012 / 12:54 WIB
Kontribusi Indonesia bagi perekonomian global naik
ILUSTRASI.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can


JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Indonesia telah masuk ke dalam jajaran negara-negara yang mempengaruhi perekonomian global bersama China, India, Korea, Brasil, Meksiko dan Turki. Kontribusi negara tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi global semakin besar.

SBY menjelaskan, pada 10 tahun lalu, perekonomian global dibentuk oleh negara-negara kaya yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Ketika itu, negara-negara yang tergabung dalam OECD menguasai 70% perdagangan global sedangkan kontribusi negara-negara berkembang saat itu hanya sekitar 20% saja.

Namun, kondisi tersebut berubah. Menurutnya, negara-negara berkembang kini mengambil peran penting dalam perekonomian global saat ini. "Hari ini, kita menyaksikan realitas yang berbeda. Ini adalah realitas yang membantu membentuk bangunan arsitektur perdagangan global baru," ujarnya saat membuka World Export Development Forum (WEFD) 2012, Senin (15/10)..

Kini, Indonesia bersama China, India, Korea, Brasil, Meksiko, dan Turki telah memberikan kontribusi 25% terhadap PDB global pada tahun 2011. Angka ini naik 13% dari 2000 silam.

Dengan kata lain, SBY menegaskan perdagangan Selatan-Selatan kini menjadi salah satu blok perdagangan penting dari arsitektue perdagangan global. Dinamika perdagangan Selatan-Selatan mulai berkembang seiring perluasan perdangangan antara negara-negara berkembang. "Pada tahun 2011, pangsa ekspor semua negara berkembang ke perdagangan global meningkat menjadi 46 % dari 33 % pada tahun 2001," jelasnya.

Karena itu, SBY menyatakan kebijakan diversifikasi perdagangan menjadi satu keharusan sebagai langkah antisipasi krisis yang melanda Eropa. SBY mengaku serius mengeksplorasi peluang ekspor di pasar seperti di Afrika, Asia Tengah dan Amerika Latin.

SBY menyakini tren perdagangan Selatan-Selatan bakal jauh menjanjikan masa depan ketimbang tetap fokus pada pasar tradisional selama ini. Ini sejalan dengan prediksi Bank Pembangunan Asia bahwa pangsa pasar perdagangan Selatan-Selatan akan naik dua kali lipat pada perdagangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×