Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi pada bulan November 2014 terhadap konsumsi rumah tangga berimbas di bulan berikutnya. Konsumsi masyarakat di bulan Desember belum merangkak naik.
Hasil Survei Penjualan Eceran terbaru yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada bulan Desember 2014 mencatat penjualan eceran tumbuh melambat secara tahunan. Indeks Penjualan Riil (IPR) pada bulan Desember sebesar 178,0 atau tumbuh 4,3% bila dibanding Desember tahun lalu. Nilai ini lebih rendah dibanding pertumbuhan pada bulan November 2014 yang berhasil tumbuh 11,4%.
Perlambatan pertumbuhan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok barang dengan perlambatan tertinggi terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesori yang turun sebesar 2,7%. Secara tahunan, penjualan eceran diperkirakan akan kembali turun pada bulan Januari 2015. BI melihat, nilai indeks penjualan riil pada bulan Januari 2015 diperkirakan sebesar 175,1 atau turun 1,6% dibanding bulan Desember 2014.
Penurunan diperkirakan terjadi pada mayoritas kelompok barang. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebessar 12,4%. "Ini disinyalir didorong belum tingginya permintaan masyarakat pada awal tahun," tulis BI dalam surveinya, Senin (9/2).
Responden memperkirakan tekanan harga barang dan jasa baru mulai menurun pada Maret kelak. Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang tercatat sebesar 141,7 atau menurun 22,1 poin dari bulan sebelumnya yang sebesar 163,8. Menurunnya ekspektasi tekanan harga ini didorong oleh meredanya kekhawatiran responden terhadap dampak kenaikan harga BBM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News