Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada awal tahun 2023.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 hanya di kisaran 4,9% secara tahunan atau year on year (yoy).
Ini lebih rendah dari capaian pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 yang pada waktu mencatat pertumbuhan 5,01% yoy.
Baca Juga: Menko Airlangga: Tahun Politik Menjadi Vitamin Baru untuk Pemulihan Ekonomi
"Kami melihat situasi di awal tahun masih dibayangi inflasi tinggi dan konsumsi pemerintah yang lambat. Makanya, pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah," tutur Tauhid dalam webinar, Selasa (7/2).
Tauhid mengatakan, inflasi datang dari harga beras yang tetap tinggi pada awal tahun 2023. Padahal, beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, menjadi pekerjaan pemerintah untuk menjaga inflasi agar tak menggerus daya beli masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga perlu mengakselerasi belanja untuk memberikan stimulus untuk turut menopang daya beli masyarakat.
Baca Juga: Ekonom Sebut Kampanye Jelang Pemilu 2024 Akan Sundut Ekonomi RI Tahun Ini
Ini akan bermuara pada terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Terlebih, konsumsi rumah tangga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News