Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menjelang rilis pertumbuhan ekonomi Kuartal III oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya akan di kisaran 4,9%-5%, lebih rendah dibandingkan Kuartal II sebelumnya sebesar 5,12%.
Menurut Yusuf, meski pemulihan ekonomi masih berjalan, namun momentum pendorongnya belum cukup kuat untuk mengakselerasi pertumbuhan. Hal ini terlihat dari tren konsumsi rumah tangga yang mulai melambat.
Baca Juga: Arah Pertumbuhan Ekonomi Tak Solid, Indonesia Perlu Dorong Investasi
Begitu juga dengan optimisme konsumen yang menurun. Ini tercermin dari trenpelemahan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sejak awal tahun. Hasilnya turun ke level terendah di 115 pada September 2025. Penuurnan optimisme juga terjadi pada ekspektasi pendapatan dan ketersediaan lapangan kerja.
"Walaupun konsumsi tetap menjadi penopang utama, laju pertumbuhannya mulai tertahan karena masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam belanja," ungkap Yusuf kepada Kontan, Minggu (2/10/2025)
Dari sisi moneter, Yusuf menilai penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia merupakan langkah tepat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, dampaknya ke sektor riil belum terasa karena perbankan masih selektif menyalurkan kredit, dan pelaku usaha menunggu kepastian permintaan sebelum menambah investasi.
"Meskipun arah kebijakan sudah akomodatif, dampak nyatanya ke konsumsi dan investasi baru akan terasa dalam beberapa kuartal mendatang," ungkap Yusuf.
Baca Juga: ASEAN–Inggris Dorong Ekonomi Kreatif Jadi Pilar Pertumbuhan dan Keberlanjutan Kawasan
Sementara itu, belanja pemerintah pada Kuartal III menurut Yusuf sedikit membaik, tetapi peningkatannya masih terbatas. Dorongan fiskal belum cukup kuat karena sebagian besar realisasi anggaran masih bersifat rutin, sementara proyek strategis belum berjalan optimal karena penyerapan belanja yang lambat.
Dari sisi eksternal, lemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas turut menekan kinerja ekspor. Akibatnya, kontribusi sektor eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi lebih terbatas.
Selanjutnya: OJK: Satu Manajer Investasi Sedang Proses Pendirian DPLK
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (3/11), Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












