kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Para Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Full Year 2025 Hanya 5%


Kamis, 28 Agustus 2025 / 18:51 WIB
Para Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Full Year 2025 Hanya 5%
ILUSTRASI. Lanskap gedung di kawasan bisnis Jakarta, Senin (9/6/2025). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis). Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun penuh pada 2025 sebesar 5%, di bawah target pemerintah.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun penuh pada 2025 sebesar 5%, atau berada di bawah target awal pemerintah dalam RAPBN 2025 yang sebesar 5,2%.

Adapun untuk Kuartal III-2025, para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan cenderung melambat dibandingkan capaian pertumbuhan pada Kuartal I dan II tahun ini.

Tim Ekonom Bank Mandiri atau Office of Chief Economist (OCE) Group Bank Mandiri misalnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 hanya tumbuh di kisaran 4,9%–5%, lebih rendah dibandingkan realisasi kuartal II-2025 yang mencapai 5,12% .

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Prediksi Konsumsi Rumah Tangga Melambat pada Kuartal III-2025

Head of Macroeconomics and Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, mengatakan perlambatan ini terutama dipicu oleh normalisasi faktor musiman, setelah pada kuartal II pertumbuhan ditopang momentum Lebaran dan libur sekolah.

“Hitungan kami, kuartal III pertumbuhan ekonomi mungkin bisa mencapai di kisaran 4,9% sampai 5%. Ini memang sedikit melandai dibandingkan kuartal sebelumnya, alasannya karena mulai ada normalisasi,” ujar Dian, dalam agenda Mandiri Economic Outlook Q3 2025, Kamis (28/8).

Menurut Dian, salah satu risiko utama yang membayangi pertumbuhan di kuartal III berasal dari kinerja ekspor. Pasalnya, sejak 1 Agustus 2025 seluruh negara di dunia telah mulai menerapkan tarif baru dari kebijakan dagang dengan Amerika Serikat, yang berpotensi menekan kinerja perdagangan global.

Downside risk-nya (risiko penurunan) terutama pada ekspor, di samping perlambatan konsumsi rumah tangga. Namun, tetap ada potensi upside (peningkatan/pendorong) dari percepatan realisasi belanja APBN di semester II,” jelasnya.

Diyu menilai belanja pemerintah dapat menjadi katalis positif bagi permintaan domestik, baik melalui penyaluran bantuan sosial, pelaksanaan program-program strategis, maupun percepatan proyek infrastruktur. Faktor inilah yang dipandang mampu menjaga pertumbuhan agar tetap berada di kisaran 5%.

Sementara itu Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memprediksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun penuh (full year) di 2025 akan diangka 5%.

"Proyeksi 5% (Kuartal III dan full year 2025). Sudah ada dampak ke belanja masyarakat. Mulai pick up (meningkat) di Juli," ungkap David kepada Kontan, Kamis (28/8).

Lebih lanjut David menyebut pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga, dengan kontribusi terbesar terhadap PDB Nasional tahun ini. Khusus di Kuartal III, David memperkirakan kontribusi konsumsi rumah tangga konsisten di 54%.

"Kontribusi pada Kuartal diperkirakan tidak mengalami perubahan signifikan dan tetap berada di kisaran 54% (konsumsi rumah tangga). Indikator awal pada Kuartal III menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan konsumsi, sehingga laju pertumbuhan berpotensi sekuat capaian di Kuartal II,"  ungkap David. 

Salah satu katalis yang juga akan mendorog pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini adalah penurunan suku bunga acuan (BI Rate) oleh Bank Indonesia pada rapat Dewan Gubernur BI Agustus, namun David bilang dampaknya tidak bersifat langsung, karena adanya transmisi kebijakan moneter. Setidaknya butuh dua sampai tiga kuartal agar efek penurunan BI Rate bisa terasa atau berdampak ke konsumsi.

"Untuk Kuartal III, faktor lain yang dapat menjadi pendorong konsumsi rumah tangga adalah percepatan realisasi belanja dan program pemerintah, yang diperkirakan akan lebih terakselerasi pada periode ini," ungkapnya.

Baca Juga: Pemerintah Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Bisa Dicapai, Ini Pendorongnya

Selanjutnya: BSI Gandeng Saudia Berikan Promo Wisata Halal di Saudia Travel Fair 2025

Menarik Dibaca: Ini Manfaat Skin Fasting dan Cara Melakukannya dengan Benar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×