kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konflik internal di tubuh Hanura kembali memanas


Kamis, 26 Desember 2019 / 22:46 WIB
Konflik internal di tubuh Hanura kembali memanas
ILUSTRASI. Ketua Dewan Pembina Wiranto (tengah) bersama dengan kedua Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (kedua kiri) dan Daryatmo (kanan) beserta sejumlah pengurus kedua kubu berjabatan tangan setelah pertemuan tertutup di di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuning


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik di internal Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat) kembali memanas. Pernyataan kader Hanura di bawah Kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO), Inaz Nasrullah Zubir saat live di TV swasta beberapa waktu lalu, menyulut emosi kader Hanura kubu Ambhara/ Bambu Apus.

Salah satunya, Wakil Ketua Umum Partai Hanura kubu Ambhara Patrika S Andi Paturusi. Anggie, sapaan akrab Patrika mengaku tak terima jika Mantan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto disalahkan terkait dengan kondisi partai Hanura saat ini.

"Mereka yang mengklaim sebagai pendiri Hanura dan menggelar jumpa pers, kemudian menyudutkan Pak Wiranto, harusnya merekalah yang diam, tak berkeringat berjuang untuk Hanura tapi malah banyak bicara," kata Anggie dalam pernyataan persnya, Kamis (26/12). 

Anggie juga meluruskan statement Inaz soal OSO jadi Ketua Umum Partai Hanura karena dipaksa oleh Wiranto. Termasuk soal isi fakta integritas yang dikatakan dibuat atas keinginan Wiranto cs.

"Tidak betul itu. Ini pernyataan yang menyesatkan," tegas Anggie.

Baca Juga: Wiranto mundur dari jabatan Dewan Pembina Partai Hanura setelah didesak banyak pihak

Diungkapkan, fakta integritas yang ditandatangani OSO dibuat atas kesadaran diri, tidak ada unsur paksaan untuk menandatanginya. Menurutnya, OSO ini bukan karakter yang mudah untuk dipaksa.

"Contohnya saja dipaksa mundur jadi ketua umum partai oleh KPU sebagai syarat pencalonan dia di DPD RI atas keputusan lembaga MK saja tidak mau, bahkan KPU dan MK didemo. Jadi, mana mungkin dia mau dipaksa untuk tanda tangan fakta integritas," papar Anggie.

Harusnya kata Anggie, Hanura kubu OSO instropeksi, Hanura bisa seperti saat ini justru karena kepemimpinan ketua umum. 

"Kenapa malah menyalahkan Pak Wiranto. Harusnya mereka sadar, tanggung jawab partai Hanura itu ada di tangan OSO selaku Ketua Umum, bukan di tangan Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina," kesal Anggie.

Menurutnya, dengan gagalnya Partai Hanura lolos ke DPR, maka ini membuktikan keyakinan mayoritas kader Hanura di bawah bahwa, kepemimpinan OSO tidak banyak bisa diharapkan. 

Baca Juga: Ditunjuk jadi Wantimpres, Wiranto diharapkan segera mundur dari Hanura

Sebagai  kader yang dari awal  berjuang dan simpatisan Partai Hanura, pihaknya menuntut Oesman Sapta Odang bertanggung jawab atas keterpurukan Partai Hanura pada Pemilu 2019. 

"Karena Hanura nggak lolos PT, Ketumnya harusnya mundur dong dari jabatannya. Itu juga kan isi dari fakta integritas, janji akan menambah kader Hanura di DPR tapi perolehan suara Hanura malah makin terpuruk," kesal Anggie.

Anggie berjanji, bersama pendiri, kader dan simpatisan Partai Hanura, bakal terus berjuang melakukan upaya penyelamatan partai ke depan.

Sekadar info, Partai Hanura mengalami perpecahan di tingkat internal. Dua kubu berbeda saling memecat pentolan kubu lainnya.

Kubu Ketua Umum Oesman Sapta Odang, memecat Sekretaris Jenderal Sarifuddin Suding. Posisinya digantikan Herry Lontung Siregar. 

Sementara kubu Sudding lebih dulu memecat OSO sebagai Ketua Umum Hanura. Selanjutnya ditunjuk Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum.

Baca Juga: Hanya Oso yang berani tolak jabatan wantimpres, ada apa?

Perpecahan tersebut makin terlihat ketika ada dua pertemuan yang diselenggarakan di dua tempat berbeda oleh dua kubu tersebut, Senin (15/1/2019).

Kubu Sudding menggelar pertemuan di Hotel Ambhara di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Selain Sudding, kubu ini diklaim turut dihadiri oleh dua senior sekaligus pendiri Hanura, Subagyo HS dan Chaeruddin ismail. 

Sementara kubu OSO menggelar pertemuan di wilayah Jakarta Selatan juga, yakni di Hotel Manhattan di bilangan Kuningan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×