kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Komisi XI DPR pertanyakan korupsi pabrik vaksin


Senin, 03 September 2012 / 16:48 WIB
Komisi XI DPR pertanyakan korupsi pabrik vaksin
ILUSTRASI. Beberapa jenis obat bisa jadi penyebab bisul.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Edy Can

JAKARTA. Anggota Komisi IX DPR mencecar Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi soal dugaan korupsi pembangunan pabrik vaksin flu burung. Anggota Komisi IX DPR Indra mengatakan, Kementerian Kesehatan harus proaktif membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut kasus tersebut.

Dia mencontohkan seperti Mahkamah Agung yang membantu mengungkapkan kasus penyuapan hakim. "Kementerian Kesehatan harus membantu KPK," tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, Senin (3/9).

Sri Rahayu, anggota Komisi IX DPR lainnya, juga mencecar Nafsiah soal anggaran proyek itu. Dia mempertanyakan berapa anggaran yang sudah dipakai dari Rp 915 miliar yang telah dicairkan.

Anggota Komisi IX DPR Poempida Hidayatulloh juga mencecar soal proyek tersebut. "Kami harus melihat kalau mau mendanai lagi. Apakah yang dibuat ini formulanya tepat untuk virus yang sekarang terus bermutasi," katanya dalam rapat kerja dengan Kementerian Kesehatan, Senin (3/9).

Hasil audit BPK menemukan adanya potensi kerugian negara dalam proyek pembangunan vaksin flu burung itu. Polisi telah menetapkan satu tersangka dalam proyek ini berinisial TPS. DIperkirakan, kerugian negara mencapai miliaran rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×