Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menjadi nelayan atau pun pembudidaya ikan indentik dengan petani kecil atau miskin. Salah satu penyebabnya, tidak adanya modal bagi mereka untuk mengembangkan usaha.
Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah giat memberdayakan pembudidaya ikan menjadi pengusaha, atau setikdanya menjadi pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menuturkan kebijakan pemerintahan sekarang adalah mendukung ketahanan pangan dan gizi, termasuk juga menjadikannya sebagai sumber pendapatan atawa bisnis. Karena itu, KKP berkomitmen mendorong status pembudidaya ikan untuk meningkatkan levelnya menjadi pengusaha, atau setidak-tidaknya pengusaha UMKM.
"Dengan menjadi pengusaha, maka pembudidaya dapat mengeluarkan biaya tenaga kerja yang selama ini tidak dihitung, mengembalikan biaya modal yang di keluarkan bahkan bisa melakukan investasi untuk mengembangkan usahanya”, ujar Slamet dalam keterangan tertulis, Jumat (13/3).
Untuk meningkatkan margin usaha budidaya perikanan, khususnya untuk pembudidaya komoditas air tawar seperti di Banjarnegara, salah satunya dengan menekan biaya produksi dari pakan. Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) merupakan KKP untuk mendorong produksi pakan ikan secara mandiri dengan memanfaatkan bahan baku pakan local. Melalui GERPARI juga di buka peluang kerja sebagai produsen pakan, dimana di dalamnya terdapat segmen usaha yang dapat menyerap tenaga kerja seperti penyediaan bahan baku pakan, proses produksi pakan, penyimpanan bahan baku dan pakan dan juga pemasaran.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mendorong pembentukan Kelompok Pakan Mandiri yang terpisah dari Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dengan tugas sebagai produsen pakan di sentra-sentra perikanan budidaya.
Slamet menambahkan, bahwa saat ini perikanan budidaya harus menuju ke arah yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. “Kita harus bisa mandiri tidak tergantung dari orang lain, dalam menghasilkan produk perikanan budidaya yang berkualitas sehingga mampu bersaing di dalam negeri maupun pasar ekspor dan juga tetap memperhatikan lingkungan atau ramah lingkungan”, jelas Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News