Reporter: Riendy Astria | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Di bawah kepemimpinan menteri yang baru Sharif Cicip Sutardjo, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan swasembada garam nasional di 2014 sebagai prioritas utama program kerjanya. Ada tiga strategi untuk merealisasikan swasembada garam itu.
Pertama, melakukan intensifikasi tambak garam dengan merehabilitasi prasarana dan sarana garam rakyat, serta memperbaiki saluran tambak dan tanggul. Kedua, merevitalisasi tambak garam melalui penyediaan sarana dan prasarana usaha garam rakyat. Ketiga, "Melakukan inovasi teknologi garam melalui penggunaan bahan aditif,” kata Cicip dalam pernyataan tertulisnya yang diterima KONTAN, Ahad (23/10).
Cicip juga menegaskan komitmennya untuk meningkatkan pendapatan para petambak garam. Caranya adalah dengan meningkatkan produksi dan kualitas garam nasional lewat program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar).
Selama tahun 2011, KKP mengalokasikan anggaran sebesar Rp 90 miliar untuk melaksanakan Pugar. Program ini memiliki empat komponen, yakni penyusunan perencanaan secara partisipatif di tingkat desa, penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), peningkatan kapasitas petambak garam rakyat, dan mewujudkan Kemitraan Usaha Garam Rakyat.
Salah satu daerah yang sukses menjalankan program Pugar, Cicip mengungkapkan, adalah Tianyar, Karangasem, Bali. Dana Pugar yang digelontorkan ke daerah tersebut sebesar Rp 1,2 miliar sudah berhasil mendongkrak produksi garam 100 kilogram per petambak per minggu. Di daerah ini terdapat 24 kelompok atau 240 petambak yang memproduksi garam rakyat.
Cicip bilang, untuk mewujudkan swasembada garam di 2014, KKP menetapkan sembilan daerah sebagai sentra Pugar. Ke-9 daerah itu adalah Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Tuban, dan Nagakeo. Kemudian, KKP juga menetapkan 31 daerah sebagai penyangga pengembangan usaha garam rakyat.
Riendy Astria
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News