kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kisruh beras dan garam picu ekonomi lesu


Jumat, 04 Agustus 2017 / 20:30 WIB
Kisruh beras dan garam picu ekonomi lesu


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai, ekonomi lesu diakibatkan dua hal. Pertama, kecenderungan masyarakat menengah ke atas menahan daya beli. Kedua, daya beli rendah di masyarakat kecil. 

Tapi, banyak orang saat ini berpersepsi kondisi ekonomi saat ini tidak kondusif. Alhasil seolah-olah daya beli menurun.

"Hal ini bermula sejak kegaduhan mengenai beras dan garam terjadi. Orang-orang menjadi menahan belanja, sementara yang lain daya belinya menurun," terang Hariyadi kepada KONTAN, Jumat (4/8).

Menurut Hariyadi, hal utama yang harus dilakukan adalah tidak membesarkan-besarkan suatu masalah kepada publik. Pasalnya, dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan ketakutan bagi pelaku usaha.

Saat ini, memang sudah ada upaya pemerintah mendorong ekonomi. Misalnya mendorong penurunan bunga, yang ujungnya bisa meningkatkan permintaan kredit. Tapi, hal ini bukan penyelesaian.

"Kalau Bank Indonesia mau menurunkan suku bunga, itu akan lebih baik. Namun menurut saya bukan itu masalah utamanya. Menurut saya juga sekarang suku bunga cukup moderat. Yang peling penting adalah menghilangkan persepsi tadi atas tidak kondusifnya ekonomi," tutur Hariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×