kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kisah pengalaman para penyintas Covid-19 menjalani isolasi


Selasa, 16 Maret 2021 / 09:00 WIB
Kisah pengalaman para penyintas Covid-19 menjalani isolasi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setahun belakangan, virus Covid-19 menjadi momok bagi masyarakat dunia. Selama setahun masa pandemi, tercatat sudah lebih dari 1,4 juta warga yang teridentifikasi positif Covid-19 di Indonesia.

Tak pandang usia, pekerjaan maupun jabatan, Covid-19 bisa menyerang siapa saja. Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno, sempat merasakan sakitnya terjangkit Covid-19.

Dia mengisahkan, awal terjangkit Covid-19 sebagai orang tanpa gejala (OTG). Selepas mengikuti sebuah rapat asosiasi pertambangan di Jakarta pada Agustus 2020. Di sana, salah satu peserta rapat menunjukkan gejala Covid-19. Tak lama setelah itu, rekan Djoko tersebut masuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Menkes: Penentuan tarif vaksin gotong royong tunggu pembahasan bersama Kadin dan BUMN

Djoko pun langsung melakukan tes polymerase chain reaction (PCR). Hasilnya masih negatif. Setelah pulang ke Yogyakarta, Djoko pun kembali melakukan PCR swab test. Saat itu, hasilnya menunjukkan positif Covid-19.

"Saya langsung diminta isolasi mandiri. Di rumah tidak ada kontak dengan anggota keluarga," kenang Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/3).

Namun, Djoko tak lama melakukan isolasi mandiri di rumah. Hanya bertahan dua hari, dia lalu dibawa ke RS Sardjito untuk melakukan isolasi, lantaran dia memiliki comorbid diabetic. Alhasil, Djoko pun memerlukan perawatan yang lebih intensif.

"Saya isolasi mandiri dua hari karena berisiko, jadi diputuskan masuk RS Sardjito. Di sana diisolasi 10 hari, diberi antibioticm heparin dan lainnya, setiap hari diambil sample darah," ungkapnya.

Menjalani isolasi dengan total waktu 12 hari, Djoko pun memiliki cara untuk melepaskan diri dari kepenatan. Kegiatan utama yang paling digemari ialah membaca buku pertambangan, juga membaca koran seperti Harian Kontan.

"Banyak mengerjakan hobi untuk mengatasi kejenuhan. Saya senang baca buku terkait dunia tambang, Koran Kontan, Kompas, majalah serta yang terkait industri ekstraktif dan keekonomiannya," tutur Djoko.

Baca Juga: Dilarang minum obat ini sebelum suntik vaksin Covid-19, efeknya bisa negatif

Cerita lainnya datang dari Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman. Dia bercerita, ada sejumlah gejala yang dirasa saat terpapar covid-19, seperti demam dan batuk.

Curiga dengan kondisinya, dia pun segera melakukan tes PCR. "Akhirnya terdeteksi bahwa saya positif," kisah Fahriyah kepada Kontan.co.id, Senin (15/3).

Ditambah dengan adanya indikasi penggumpalan darah, Fajriyah kemudian masuk ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Di sana, dia menjalankan isolasi hingga 17 hari.

Ketika masa isolasi itu, hal utama yang dilakukan ialah beristirahat dan makan yang cukup, serta meminum obat-obatan sesuai aturan. Tak hanya itu, Fajriyah pun rutin meminum vitamin dan suplemen tambahan, termasuk madu.

"Itu semua dijalankan sesuai dengan saran dan juga jadwal. Di RSPP saya sekitar 17 hari, ada awal November sampai memasuki akhir November (2020)," ungkap Fajriyah.

Tak melulu urusan jasmani, saat masa isolasi, kebutuhan rohani pun harus tetap terisi. Selain berkomunikasi dengan suami dan anak yang saat itu sama-sama melakukan isolasi, lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dirasa sangat mujarab untuk memperkuat motivitasi diri.

"Itu kan berarti juga dapat musibah ya. Kami perbanyak baca Al-Qur'an untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa," imbuh Fajriyah.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Larangan ASN hingga TNI/Polri ke luar kota efektif tekan kasus Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×